Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Muhammad Arkoun, Filsuf Islam Modern

lahir di Desa Berber, Aljazair, pada 1 Februari 1928. Kemudian Pada 14 September 2010 meninggal dunia dan dikuburkan di Maroko.

Editor: Husein Sanusi
zoom-in Muhammad Arkoun, Filsuf Islam Modern
Dokumen Pribadi KH. Imam Jazuli.
Pengasuh Pesantren Bina Insan Mulia, Cirebon, Jawa Barat, KH. Imam Jazuli (tengah berkopiah) bersama rombongan saat berpose di depan Bab el-Bahr, Kasbah (benteng) Tanger, Maroko, Rabu (28/12/2022). 

Claude Cahen sendiri adalah seorang orientalis dan sejarawan Marxis Perancis abad 20. Ia mengkhususkan studinya tentang Studi Islam Abad Pertengahan. Ia banyak menulis tentang Perang Salib dan sejarah sosial umat muslim abad pertengahan.

Dalam buku 'Qadhaya fi Naqd al-'Aql al-Diniy,' Muhammad Arkoun banyak membahas fundamentalisme agama, konflik dunia Islam dengan dunia Barat, globalisasi, dan bagaimana umat bisa mengevaluasi warisan tradisional mereka, agar bisa menjemput masa depan yang lebih damai.

Mengapa Mohammad Arkoun menyasar warisan tradisional umat muslim, dan mengajak mereka untuk menafsirkannya kembali? Muhammad Arkoun terpengaruh oleh pemikiran seorang filsuf Perancis Gaston Bachelard (1884-1962). Bagi Bachelard, pengetahuan yang benar tidak bisa eksis secara paralel dengan pengetahuan yang salah.

Jika umat muslim terus-menerus mempertahankan fundamentalisme Islam, menolak globalisasi, dan terus berkonflik dengan Barat. Hal itu tidak akan membawa umat muslim melangkah lebih jauh. Inilah landasan dasar pemikiran Mohammad Arkoun secara keseluruhan.

Kritisisme Arkoun untuk mengkritik turots klasik umat muslim mengingatkan penulis pada karyanya lainnya, yang berjudul ‘Al-Fikr al-Ushuliy wa Istihalah al-Ta'shil Nahwa Tarikh Akhar li al-Fikr al-slamiy’. Arkoun mengkritik umat muslim yang menelan mentah-mentah fatwa para mujtahid klasik tanpa mau menganalisanya secara kritis.

Bagi Muhammad Arkoun, banyak pemikiran mujtahid awal Islam tidak lagi cocok dengan konteks zaman hari ini yang terus berkembang secara dinamis. Muhammad Arkoun mencontohkan gerakan kaum fundamentalis Islam. Baginya, mereka adalah gerakan yang hanya berpuas diri dengan perjuangan politik semata.

Gerakan kaum fundamentalis tidak memiliki pertimbangan ulang yang mendalam dan interpretasi kritis terhadap turats klasik. Mereka pun tidak menawarkan pembaharuan pemikiran tertentu, yang bisa mereka tawarkan kepada publik hari ini. Cara berpikir kaum fundamentalis ini tidak cocok dengan zaman yang terus berubah.

Berita Rekomendasi

Setelah lamah jatuh sakit, Mohammad Arkoun wafat pada 14 September 2010, di usianya yang ke-82 tahun. Ia meninggal di Paris, tetapi dikebumikan di Maroko. Dari sinilah, pemikiran Mohammad Arkoun (kelahiran Aljazir, meninggal di Paris, dan dikebumikan di Maroko) banyak menginspirasi para ilmuan Maroko.[]

*Penulis adalah Alumni Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri; Alumni Universitas Al-Azhar, Mesir, Dept. Theology and Philosophy; Alumni Universiti Kebangsaan Malaysia, Dept. Politic and Strategy; Alumni Universiti Malaya, Dept. International Strategic and Defence Studies; Pengasuh Pondok Pesantren Bina Insan Mulia, Cirebon; Wakil Ketua Pimpinan Pusat Rabithah Ma’ahid Islamiyah (Asosiasi Pondok Pesantren se-Indonesia); Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Periode 2010-2015.

Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas