Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Manusia Indonesia Telah Berwarna-warni Sejak Zaman Prasejarah
Beberapa temuan paleoantropologis di Indonesia telah menunjukkan ada dua kelompok rasial, yakni populasi Australomelanesoid dan Mongoloid.
Editor: Setya Krisna Sumarga
OLEH : RUSYAD ADI SURIYANTO, Staf Pengajar Laboratorium Bioantropologi dan Paleoantropologi, dan Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal, FK-KMK UGM
BANYAK situs arkeologis di Indonesia berantikuitas 1.500 – 4.000 tahun, dari transisi Neolitik Akhir ke Paleometalik.
Polarisasi di antara unsur-unsur rasial populasi masa 1.500 – 4000 tahun di Nusantara menjadi lebih terang, di mana unsur Mongoloid lebih kuat ataupun sebagai satu-satunya unsur di sebelah barat dan utara Nusantara.
Sedangkan unsur Australomelanesoid lebih kuat ataupun sebagai satu-satunya unsur di sebelah timur dan selatan Nusantara.
Keadaan demikian masih berlangsung hingga sekarang, dan proses mongoloidisasi populasi ini makin ke timur.
Beberapa temuan paleoantropologis di Indonesia telah menunjukkan ada dua kelompok rasial, yakni populasi Australomelanesoid dan Mongoloid.
Beberapa ahli telah menduga pada akhir Pleistosen Atas, populasi Australomelanesoid telah menghuni Asia Tenggara dan terus menyebar ke bagian timur dan selatan Indonesia.
Beberapa paleoantropolog sudah menarik garis tegas sejarah awal Asia Tenggara Kepulauan sering dicirikan sebagai sejarah dua persebaran populasi utama.
Yakni, kolonisasi Paleolitik Awal Sahul sekitar 45.000 tahun yang lalu, dan yang lebih kemudian ekspansi para petani Neolitik yang berbahasa Austronesia sekitar 4.000 tahun yang lalu.
Manusia modern awal yang telah ditemukan di Gua Tianyuan, Zhoukoudian, Cina pada tahun 2003, dengan kepurbaan 42.000 – 39.000 BP, dan rangka manusia Tianyuan 1 ini adalah yang tertua di Eurasia Timur.
Sebuah kesimpulan yang sudah didukung dengan hadirnya morfologi Asia Selatan dan Australomelanesid yang sebenarnya telah terlihat pada temuan sisa-sisa manusia di Fa Hein, Batadomba-lena, dan Moh Khiew, serta terutama Gua Niah kontemporer.
Sekelompok ilmuwan paleo- dan arkeo- telah mendapatkan pertanggalan dan lithostratigrafi Niah baru ini yang menghubungkan “Skull Deep” yang merupakan bukti episode aktivitas manusia yang rentang pertanggalannya dari sekitar 46.000 – 34.000 tahun yang lalu.
Penggalian terbaru di Moh Khiew (Thailand) telah menghasilkan penemuan rangka manusia Pleistosen Atas dalam keadaan terpreservasi relatif baik, dan tanggal radiometrik pada sampel arangnya yang dikumpulkan dari pemakaman ini memberikan hasil 25.800 ± 600 BP.
Jadi, ini mengisyaratkan penduduk Moh Khiew telah menghuni di bagian Sundaland ini sejak glasial terakhir.