Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Menimbang Kemungkinan Anies Baswedan Gagal dapat Tiket Capres
Patut diduga ada dua cara elite-elite politik dalam mencoba men-"devide at impera" partai-partai pengusung Anies Baswedan.
Editor: Hasanudin Aco
Berikut perolehan kursi Nasdem, Demokrat, dan PKS di DPR periode 2019-2024:
Nasdem: 10,26%
Demokrat: 9,39%
PKS: 8,70%
Total: 28,35%
Dengan demikian, jika koalisi dan dukungan dari ketiga partai itu tetap solid, Anies Baswedan dipastikan bisa masuk ke bursa capres Pilpres 2024.
Sebaliknya, jika satu partai saja hengkang dari koalisi maka Anies akan gagal mendapatkan tiket capres Pilpres 2024.
Dalam survei berbagai lembaga kredibel, di antara tiga calon presiden yang elektabilitasnya tinggi, yakni Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan, memang mantan Gubernur DKI Jakarta itu selalu berada di peringkat terbawah. Akan tetapi para politisi itu tentu sadar bahwa Anies tak bisa dipandang sebelah mata. Mengapa?
Pertama, terkait "track records" atau rekam jejaknya ketika memimpin Ibu Kota. Kedua, terkait kapasitas dan integritasnya.
Ketiga, terkait siklus politik lima atau sepuluh tahunan di Indonesia, di mana sosok presiden berikutnya yang dikehendaki rakyat adalah antitesis dari presiden yang akan digantikannya. Anies kini dikenal luas sebagai antitesis Presiden Jokowi.
Patut diduga ada dua cara elite-elite politik dalam mencoba men-"devide at impera" partai-partai pengusung Anies Baswedan.
Pertama, "intimidasi". Kedua, "iming-iming" atau godaan.
Dari serentetan peristiwa yang menimpa elite-elite Nasdem akhir-akhir ini, tampaknya dugaan "intimidasi" dari 'invisible hands" atau tangan-tangan tak kelihatan tak dapat dinafikan.
Adapun iming-iming-nya antara lain godaan kepada Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) untuk menjadi cawapres bagi capres selain Anies. Padahal bisa saja itu cuma godaan belaka.
Iming-iming inilah yang tampaknya memicu ketidaksabaran elite-elite Demokrat yang kemudian mendesak agar cawapres bagi Anies segera diumumkan, disertai 'ancaman" akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap keberadaan KPP.
Elite-elite Nasdem pun tak kalah garang.
Mereka mempersilakan jika Demokrat hendak hengkang dari KPP.