Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Jenderal Zaluzhny, Masa Depan Zelensky, dan Sikap Barat Terkait Perang Ukraina
Perpecahan terjadi antara Panglima Militer Ukraina Jenderal Valery Zaluzhny dan Presiden Volodymir Zelenksy di tengah kabar kekalahan melawan Rusia.
Editor: Setya Krisna Sumarga
Jalan buntu yang disebut Zaluzhny membuat pasukan Ukraina tidak mungkin meneruskan upaya serangan balik karena hanya akan membuat militer semakin banyak kehilangan asetnya.
Ditampilkannya Jenderal Zaluzhny secara menyolok di laporan majalah The Economist menunjukkan tren media arus utama barat.
Setelah kegagalan serangan balasan Ukraina sejak musim panas, realisme kini dapat dilihat. Zaluzhny harus mengakui (versi The Economist) perang sedang mengalami jalan buntu.
Pada Desember 2022, The Economist, meskipun memperingatkan masih banyak kerja keras yang harus dilakukan, mengklaim Ukraina telah mengalami kemajuan pada musim gugur 2022.
Tapi ini hanya mereproduksi narasi arus utama yang ada pada saat itu. Analis independen yang serius, seperti Brian Berletic, telah menjelaskan mengapa hal ini merupakan sebuah kesalahan penilaian.
Pasukan Ukraina memang merebut kembali sejumlah kecil wilayah di timur laut Ukraina, namun kerugian personel dan materialnya sangat besar.
Rusia mundur dari kota Kherson, namun tidak mengalami kemunduran strategis. Hal ini mungkin tampak mengesankan di peta, namun kenyataannya ini aksi cerdik yang tak mampu dilakukan Ukraina.
Bukan “serangan balik” yang mampu membalikkan keadaan perang, seperti yang diutarakan Time saat itu.
Sekarang, setahun kemudian, tidak ada lagi perolehan teritorial kosong yang bisa dilihat dari hilangnya nyawa akibat serangan balasan.
Sebaliknya, Rusia mampu secara kokoh mempertahankan garis pertahanannya di wilayah Ukraina yang mereka kuasai sebelumnya.
Dalam situasi realistik yang diakui Jenderal Zaluzhny, Presiden Volodymir Zelensky sangat optimistis Ukraina bisa memenangkan peperangan melawan Rusia.
Karena itu ia mendesak para prajurit Ukraina setiap hari bergerak maju, meter demi meter guna merebut kembali wilayah yang direbut Rusia.
Kengototan ini membuat sumber-sumber pemerintah di lingkaran elite kepada majalah Time menyebut Zelensky seperti kambing congek dan mengalami delusi.
Saat ini hampir semua komandan tempur Ukraina yang tersisa di lapangan menolak maju, meski perintah datang dari presiden. Mereka memilih hanya bertahan di parit-parit pertahanan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.