Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Jenderal Zaluzhny, Masa Depan Zelensky, dan Sikap Barat Terkait Perang Ukraina

Perpecahan terjadi antara Panglima Militer Ukraina Jenderal Valery Zaluzhny dan Presiden Volodymir Zelenksy di tengah kabar kekalahan melawan Rusia.

Editor: Setya Krisna Sumarga
zoom-in Jenderal Zaluzhny, Masa Depan Zelensky, dan Sikap Barat Terkait Perang Ukraina
Handout / LAYANAN PERS PRESIDEN UKRAINIAN / AFP
Dalam foto selebaran yang diambil dan dirilis oleh layanan pers Kepresidenan Ukraina pada tanggal 28 Juli 2023, panglima militer Ukraina, Valery Zaluzhny (tengah) menjadi perhatian saat ia mengambil bagian dalam upacara Hari Kenegaraan Ukraina yang menandai peringatan 30 tahun kemerdekaan Ukraina, di tengah invasi Rusia ke Ukraina. 

Jalan buntu yang disebut Zaluzhny membuat pasukan Ukraina tidak mungkin meneruskan upaya serangan balik karena hanya akan membuat militer semakin banyak kehilangan asetnya.

Ditampilkannya Jenderal Zaluzhny secara menyolok di laporan majalah The Economist menunjukkan tren media arus utama barat.

Setelah kegagalan serangan balasan Ukraina sejak musim panas, realisme kini dapat dilihat. Zaluzhny harus mengakui (versi The Economist) perang sedang mengalami jalan buntu.

Pada Desember 2022, The Economist, meskipun memperingatkan masih banyak kerja keras yang harus dilakukan, mengklaim Ukraina telah mengalami kemajuan pada musim gugur 2022.

Tapi ini hanya mereproduksi narasi arus utama yang ada pada saat itu. Analis independen yang serius, seperti Brian Berletic, telah menjelaskan mengapa hal ini merupakan sebuah kesalahan penilaian.

Pasukan Ukraina memang merebut kembali sejumlah kecil wilayah di timur laut Ukraina, namun kerugian personel dan materialnya sangat besar.

Rusia mundur dari kota Kherson, namun tidak mengalami kemunduran strategis. Hal ini mungkin tampak mengesankan di peta, namun kenyataannya ini aksi cerdik yang tak mampu dilakukan Ukraina.

Berita Rekomendasi

Bukan “serangan balik” yang mampu membalikkan keadaan perang, seperti yang diutarakan Time saat itu.

Sekarang, setahun kemudian, tidak ada lagi perolehan teritorial kosong yang bisa dilihat dari hilangnya nyawa akibat serangan balasan.

Sebaliknya, Rusia mampu secara kokoh mempertahankan garis pertahanannya di wilayah Ukraina yang mereka kuasai sebelumnya.

Dalam situasi realistik yang diakui Jenderal Zaluzhny, Presiden Volodymir Zelensky sangat optimistis Ukraina bisa memenangkan peperangan melawan Rusia.

Karena itu ia mendesak para prajurit Ukraina setiap hari bergerak maju, meter demi meter guna merebut kembali wilayah yang direbut Rusia.

Kengototan ini membuat sumber-sumber pemerintah di lingkaran elite kepada majalah Time menyebut Zelensky seperti kambing congek dan mengalami delusi.

Saat ini hampir semua komandan tempur Ukraina yang tersisa di lapangan menolak maju, meski perintah datang dari presiden. Mereka memilih hanya bertahan di parit-parit pertahanan.

Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas