Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Jenderal Zaluzhny, Masa Depan Zelensky, dan Sikap Barat Terkait Perang Ukraina
Perpecahan terjadi antara Panglima Militer Ukraina Jenderal Valery Zaluzhny dan Presiden Volodymir Zelenksy di tengah kabar kekalahan melawan Rusia.
Editor: Setya Krisna Sumarga
Konflik level elite ini diperkirakan akan memburuk menyusul insiden atau aksi terencana yang menimpa orang dekat Jenderal Zaluzhny.
Mayor Gennady Chastyakov, ajudan Zaluzhny, tewas akibat ledakan di rumahnya saat ia merayakan ulang tahun Bersama istri, anak-anak dan kerabatnya di Kiev.
Peristiwa terjadi Senin (6/11/2023). Sebuah alat peledak tak dikenal disembunyikan di dalam salah satu hadiah yang dikirimkan ke Chastyakov.
Peledak itu aktif saat ia dan anak-anaknya membuka bungkusan kadonya.Foto-foto yang beredar menunjukkan beberapa benda menyerupai granat tangan berserakan di antara hadiah-hadiah yang rusak.
Sebuah jarum suntik kosong juga terlihat di foto. Granat tersebut tampaknya merupakan pecahan DM51/DM51A2, amunisi militer standar Jerman, yang dipasok oleh Berlin ke Kiev di tengah konflik dengan Rusia.
Jelas ledakan ini bukan kecelakaan, tapi pembunuhan yang disengaja mengincar sang ajudan sebagai pesan serius ke Jenderal Zaluzhny.
Pesan yang memberikan petunjuk betapa kerasnya perpecahan elite Ukraina, secara khusus perpecahan antara kubu presiden dan militer.
Kebuntuan mengatasi perbedaan ini semakin mudah mengantarkan Ukraina ke kekalahan lebih tragis.
Barat sudah kelelahan membantu Kiev, yang sebagian laporan menyebut administrasi Ukraina penuh korupsi dan penjualan senjata barat ke pasar gelap.
Perang Rusia-Ukraina realitasnya memukul negara-negara Eropa penyokong Zelensky. Sanksi ekonomi bertubi-tubi ala Uni Eropa dan AS jadi bumerang.
Sebaliknya, ekonomi Rusia tetap stabil walau diisolasi dan penuh tekanan berat dari negara NATO dan Uni Eropa.
Lantas apa visi barat terkait perang Rusia-Ukraina?
Kegagalan serangan balik Ukraina menunjukkan strategi mengakhiri konflik dengan syarat yang dapat diterima barat telah menemui jalan buntu.
Solusi kembali ke perbatasan 1991, atau bahkan ke perbatasan 23 Februari 2022, tidak pernah dipertimbangkan secara serius.