Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Markas Legiun Asing Prancis di Ukraina Hancur! Apa Artinya?
Serangan ke Legiun Asing Prancis ini pukulan telak bagi Ukraina, sekaligus menguak fakta betapa dalamnya keterlibatan asing dalam perang Rusia-Ukraina
Editor: Setya Krisna Sumarga
Pernyataan terbaru Menteri Pertahanan Inggris Grant Shapps menegaskan hal itu. Shapps mendesak sekutu Inggris menggenjot belanja alat perang guna menghadapi perang melawan aliansi Rusia, Tiongkok, Iran, dan Korea Utara.
Shapps memperkirakan perang global itu akan terjadi dalam waktu lima tahun ke depan. Ia menyebut empat negara itu sebagai ancaman eksistensial barat.
Dalam pidato pertamanya sebagai Menhan Inggris Senin lalu, Shapps menggambarkan Inggris sebagai kekuatan militer global terkemuka.
Ia mencatat indikasinya dari rekor anggaran pertahanan negara tersebut sebesar £50 miliar ($63 miliar), serangan udara baru-baru ini terhadap pasukan Houthi di Yaman, dan pengumuman Perdana Menteri Rishi Sunak paket bantuan militer senilai £2,5 miliar ($3,2 miliar) untuk Ukraina minggu lalu.
Shapps bersumpah ia akan lebih meningkatkan belanja militer Inggris, dan ia akan menggunakan pengaruhnya untuk memastikan solidnya sekutu dan teman-teman Inggris lainnya selaras dengan mereka.
“Dalam waktu lima tahun kita mungkin akan melihat berbagai arena (konflik) termasuk Rusia, Tiongkok, Iran, dan Korea Utara,” kata Shaaps dikutip Russia Today.
“Tanyakan pada diri Anda sendiri, dengan melihat konflik-konflik yang terjadi di seluruh dunia saat ini, apakah kemungkinan besar jumlah tersebut akan bertambah atau berkurang? Saya kira kita semua tahu jawabannya. Kemungkinan besar akan tumbuh, jadi tahun 2024 harus menjadi titik perubahan,” katanya.
Inggris menghabiskan lebih dari 2 persen PDB-nya untuk pertahanan dan bertujuan untuk meningkatkan angka ini menjadi 2,5 %, kata Shapps.
NATO mengharuskan anggotanya membelanjakan lebih dari 2 %, namun hanya sepertiga dari 31 anggotanya yang benar-benar memenuhi persyaratan ini.
Shapps bukanlah tokoh senior Inggris pertama yang memperkirakan negaranya akan segera terlibat dalam perang skala besar.
Kepala Staf Umum Inggris, Jenderal Patrick Sanders, menyatakan pada 2022, Inggris harus membentuk tentara yang mampu berperang bersama sekutu kita dan mengalahkan Rusia dalam pertempuran.
Inggris juga harus siap untuk berperang di Eropa. Namun, sekutu Inggris meragukan kemampuan tempur Inggris.
Awal tahun lalu, seorang jenderal senior AS mengatakan kepada Rishi Sunak, Washington menganggap Inggris hanyalah kekuatan militer tingkat dua.
Ini level sama dengan Jerman atau Italia. Jauh dibandingkan kekuatan tingkat satu seperti AS, Rusia, Tiongkok, atau Prancis.