Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Barat Kalah di Ukraina dan Prospek Perang Rusia-Ukraina
Perang Rusia-Ukraina menunjukkan ketidakmampuan barat memenangkan pertempuran. Ukraina sebagai proksi NATO bertahan karena Rusia kini lebih defensif.
Editor: Setya Krisna Sumarga
TRIBUNNEWS.COM, YOGYA – Rusia mengklaim telah merontokkan ratusan senjata modern NATO yang dipasok ke Ukraina.
Termasuk di antaranya lusinan tank berat Leopard-2 yang dikirimkan Jerman. Hal menarik lain, Rusia melumpuhkan ranpur infantri M113 dan Bradley kiriman AS.
Ranpur pengangkut personal itu ditemukan rusak di sebuah pangkalan pasukan Ukraina yang diserbu. Tim mekanik Rusia memperbaikinya dan berhasil.
Ranpur APC M113 itu lalu dijalankan secara sempurna, disertai kibaran bendera Rusia yang dipasang di antena mesin lapis baja tersebut.
Ini bak sebuah parade ejekan ke NATO dan terutama AS, untuk ketidakberdayaan mereka menyokong perlawanan Ukraina.
Dari 100an tank Leopard-2 yang dikirimkan, sekurangnya 26 unit dihancurkan dalam pertempuran. Sisanya rusak, dan Ukraina tak mampu memperbaikinya lagi.
Baca juga: Rusia Tuding Ukraina Sengaja Menembak Pesawat Berisi 65 Tawanan Tentara Kiev
Baca juga: Kecewa Berat, Pejabat AS Minta Bantuan untuk Ukraina Disetop: Korupsinya Tak Terkendali
Informasi ini dirilis majalah top Foreign Affairs. Di awal pengiriman, media barat meyakini tank-tank berat Jerman itu akan mengubah jalannya perang.
Kenyataannya berbeda. Ukraina tidak memiliki fasilitas perbaikan dan pemeliharaan tank Eropa barat itu. Mereka kehilangan infrastruktur pendukung ekstensif yang diperlukan.
Sumber daya manusia Ukraina juga belum sepenuhnya menguasai teknologi Leopard-2, karena pelatihan yang terburu-buru.
Tentara Ukraina tidak menguasai teknik tempur armada tank, untuk menjaga kendaraan lapis baja itu dari serangan di medan perang.
Brigade tank hanya diberikan pelatihan selama lima minggu, dan sebagian besar terdiri dari formasi yang tidak berpengalaman dengan sedikit atau tanpa pengalaman tempur.
Jerman mengumumkan transfer Leopard-2 ke Ukraina pada awal 2023, setelah AS menjanjikan 31 tank tempur M1 Abrams.
Kiev baru menerima tank AS pertama pada Oktober 2023, dan mereka juga gagal memberikan keunggulan di medan perang.
Forbes baru-baru ini melaporkan tidak jelas apa yang dilakukan Ukraina dengan sistem senjata mahal andalan Pentagon tersebut.