Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Mengapa Produk Barat di Rusia Tetap Eksis Meski Ada Sanksi Berat ke Rusia?
Lebih dari 1.300 perusahaan mengumumkan mereka keluar dari Rusia atau membatasi operasi sejak pecahnya perang Rusia-Ukraina.
Editor: Setya Krisna Sumarga
Dari seri produk yang tercantum di arloji pintar itu terkonfirmasi, barang itu diproduksi Apple pada 2022, dan dimaksudkan untuk dijual di AS.
Mekanisme Impor Paralel
Penjelasan selanjutnya, produk asli Apple itu masuk pasar Rusia melalui impor paralel.
Inilah kata kunci kembalinya produk bisnis global barat ke Rusia.
Kini, dua tahun setelah perang Rusia-Ukraina pecah, semakin banyak produk perusahaan-perusahaan yang hengkang dari Rusia dijual secara luas di pasar Rusia.
Banyak di antaranya sesungguhnya melanggar sanksi yang diterapkan negara-negara barat, tapi nyatanya bisnis jalan terus.
Dibantu legalisasi impor paralel oleh pemerintah Rusia, perusahaan-perusahaan di Rusia telah membangun jaringan rantai pasokan alternatif untuk mengimpor barang-barang yang dibatasi melalui negara ketiga.
Perusahaan-perusahaan yang memproduksi produk-produk tersebut meski pun tahu praktik bisnis ini, tidak bersedia atau tidak mampu menekan jaringan distribusi tidak resmi ini.
Ini memperlihatkan ekspektasi sanksi oleh rezim hegemonik di barat, yang diyakini akan menjatuhkan Moskow, ternyata tidaklah tepat.
Menurut IMF, Produk Domestik Bruto (PDB) Rusia hanya turun 2,1 persen pada tahun pertama perang.
Perkiraan semula ekonom Rusia akan mengalami kontraksi sebesar 8,5 persen, dan diyakini akan terus meningkat hingga kolaps.
Tapi fakta menunjukkan, sepanjang 2022, impor Rusia hanya turun sebesar 8 persen versi data bank sentral Rusia.
Tapi versi peneliti independen memperkirakan penurunan yang lebih tajam yaitu sebesar 15-16 persen.
Pada 2023, bank sentral Rusia mencatat impor Rusia mencapai 99,7 persen. Ketahanan perekonomian Rusia yang tidak terduga ini sebagian disebabkan rantai pasokan alternatif.