Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Mengapa Produk Barat di Rusia Tetap Eksis Meski Ada Sanksi Berat ke Rusia?
Lebih dari 1.300 perusahaan mengumumkan mereka keluar dari Rusia atau membatasi operasi sejak pecahnya perang Rusia-Ukraina.
Editor: Setya Krisna Sumarga
Perusahaan bernama IDstore di situs penjualan Rusia itu tak hanya menawarkan produk Apple, tapi juga aneka komputer, ponsel pintar lain, jam tangan, dan kabel, untuk dijual.
IDstore menurut Rusprofile, sebuah situs web yang mengumpulkan data dari registrasi resmi, terdaftar pada November 2022 dan hanya punya satu karyawan.
Melalui WhatsApp, perwakilan IDstore mengatakan perusahaan mengirimkan barang ke Rusia dari India, Malaysia, Uni Emirat Arab, AS, dan Eropa.
Tapi orang di IDstore menolak menjelaskan rinciannya. Data di bea cukai Rusia bisa memperlihatkan bagaimana proses bisnis ini berlangsung.
Sebelum perang terjadi, anak perusahaan Apple, Samsung, dan Electrolux (Swedia) di Rusia hampir secara eksklusif bertanggung jawab mengimpor produk mereka.
Namun sejak Februari 2022, hanya sekitar satu persen pengiriman yang melalui jalur resmi.
Sebaliknya, sebagian besar produk Samsung, Apple, dan Electrolux diimpor lusinan perusahaan dan pengusaha perorangan Rusia yang kurang dikenal.
Sebagian besar pengirim yang disebutkan dalam data impor Rusia tergabung dalam yurisdiksi yang belum ikut dalam sanksi terhadap Moskow, termasuk UEA, Tiongkok, dan Hong Kong.
Al Jazeera mendekati beberapa pemasok terbesar produk Apple yang diidentifikasi dalam catatan bea cukai dengan menyamar sebagai pembeli grosir potensial dari Rusia.
Tiga perusahaan menanggapi pertanyaan email, menyatakan minat untuk menjual ke Rusia meskipun ada sanksi.
Dua dari mereka kemudian menghentikan komunikasi tanpa memberikan rincian tentang bisnis mereka.
Manajer penjualan BMG International, sebuah perusahaan yang terdaftar di Dubai, kepada Al Jazeera, mengakui mereka menjual langsung produk di pasar Rusia.
Di situsnya, BMG International mengklaim mereka adalah distributor resmi untuk berbagai merek terkenal, termasuk Apple, Samsung, Xiaomi, Nokia, Realme, Oppo, Honor, JBL, konsol game, dan banyak lagi.
Berdasarkan daftar harga produk Apple yang diberikan kepada Al Jazeera, BMG International menjual ponsel pintar yang diproduksi untuk digunakan di India, Tiongkok, Jepang, dan Timur Tengah.
Tetapi sebagian besar perangkat, jika tidak semuanya, dibuat di India.
Dia mengatakan perusahaannya mendapatkan ponsel pintar yang diproduksi untuk pasar Arab langsung dari Apple dan perangkat yang diproduksi untuk negara lain dari perusahaan afiliasinya.
Metode Pembayaran Paling Aman
Soal pembayaran, transaksi langsung dari Rusia menjadi masalah karena bank-bank di Dubai bakal mengajukan terlalu banyak pertanyaan dan dapat menolak pembayaran.
Karena itu disiasati penggunaan perantara di Rusia untuk menerima pembayaran, yang lalu meneruskan pembayaran ke mereka di luar Rusia.
Di supermarket Rusia, merek makanan populer seperti Coca-Cola, Lipton, Lindt, Geisha, Tchibo, dan Pringles masih terpampang di rak meski perusahaannya sudah resmi keluar dari negara tersebut.
Pembeli Rusia masih bisa membersihkan toilet mereka dengan Bref dan mencuci pakaian mereka dengan deterjen Persil.
Kosmetik L’Occitane dijual dengan nama Sirilik baru di bekas toko merek Perancis di Rusia, yang kemudian dijual ke pembeli lokal setelah perang.
Merek kecantikan populer lainnya seperti Syoss, Schwarzkopf dan Chanel, yang semuanya resmi keluar dari Rusia, dijual secara terbuka di toko kosmetik besar di Rusia.
Setelah Mercedes, BMW, Rolls Royce, Nisan, Kia dan Ford keluar dari Rusia, penjualan mobil di negara tersebut turun sebesar 59 persen pada 2022.
Penjualan mulai pulih pada 2023, tapi pangsa pasar pabrikan Tiongkok meningkat menjadi sekitar 50 persen, dibandingkan kurang 10 persen sebelum perang.
Tapi harga rata-rata mobil baru naik 17 persen pada 2023. Merek-merek besar seperti Audi, Mercedes dan BMW terus dijual di dealer mobil besar seperti Rolf, meski harganya melambung.
Konsumen di Rusia masih bisa membeli satu set Lego di pasar online Rusia, Ozon. Harga masih sama dengan di toko sebelum perang, dan bahkan diantar ke rumah.
Toko penjualnya Griffin Technology, grosir komputer yang terdaftar di Saint Petersburg pada 2011. Tapi lapak itu menjual segala sesuatu mulai elektronik hingga mainan dan kosmetik.
Griffin Technology tahun lalu menerima setidaknya 12 pengiriman produk Lego dari perusahaan yang terdaftar di Hong Kong, Union Computer Supplies Limited.
Meskipun kurang menonjol dalam catatan bea cukai, perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam Uni Eropa, yang menerapkan sanksi ke Rusia, juga merupakan salah satu pemasok barang tersebut.
Bilax, sebuah perusahaan asal Polandia adalah salah satunya. Perusahaan itu tetap menjalin hubungan bisnis berkesinambungan dengan klien Rusia meski telah hengkang.
Keterangan itu didapatkan secara tidak resmi oleh Al Jazeera. Dalam pernyataan resminya, Bilax mengatakan tidak pernah memperdagangkan Lego, dan hanya menyediakan layanan logistic ke pihak ketiga.
Lego, perusahaan mainan asal Denmark menyatakan telah mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan visibilitas dan kontrol atas potensi aktivitas penjualan kembali oleh mitra ritel.
Contoh perdagangan seperti di atas banyak dipraktikkan oleh berbagai perusahaan yang sejak lama melayani pasar Rusia.
Data bea cukai menunjukkan produk diimpor ke Rusia melalui jalur tidak resmi dalam skala besar.
Impor Samsung Sempat Meroket
Semua barang yang masuk ke Rusia, baik melalui jalur distribusi resmi atau sebagai impor paralel, harus dilaporkan ke bea cukai, yang mencatat informasi termasuk nama pengirim, penerima barang, dan jumlah kiriman.
Meskipun data bea cukai tidak secara formal membedakan impor berdasarkan apakah impor tersebut diizinkan produsen, perusahaan pengimpor yang tidak memiliki hubungan resmi dengan produsen merupakan indikasi impor paralel.
Pada Januari 2022, sekitar 351 ton perangkat Samsung diimpor ke Rusia. Sementara hanya ada impor 19 kg (41 pon) pada April 2022. Anjlok sangat drastis.
Pada Oktober 2022, pengiriman meningkat kembali menjadi sekitar 135 ton, sebelum kembali mengalami penurunan pada 2023.
Dalam kasus setidaknya satu merek besar, impor tampaknya telah pulih ke tingkat sebelum perang.
Produsen peralatan asal Swedia, Electrolux, yang pada September 2022 mengumumkan keluar dari Rusia, mengalami penurunan pengiriman produknya secara tajam 2022.
Dari sekitar 1.600 ton di bulan Januari menjadi hanya 184 ton di bulan September 2022.
Namun pada Mei 2023, pengiriman mencapai angka sebelum perang yaitu sekitar 2.000 ton, sebelum kembali anjlok tajam.
Electrolux menyatakan keterkejutannya atas catatan bea cukai yang menunjukkan produk-produknya terus mengalir ke Rusia, terutama dari pemasok Tiongkok.
Seorang juru bicara perusahaan mengatakan data tersebut menunjukkan produk bermerek Electrolux dibuat dan diekspor oleh perusahaan yang tidak terafiliasi tanpa izin.
Sejumlah perusahaan, termasuk perusahaan Jerman Tchibo dan Henkel, mengatakan mereka memiliki keterbatasan dalam mencegah impor paralel.
Coca-Cola mengatakan kemampuannya untuk mengatasi masalah ini dibatasi faktor peraturan perdagangan bebas Uni Ekonomi Eurasia, pasar tunggal terintegrasi yang terdiri Rusia, Armenia, Belarus, Kyrgyzstan, dan Kazakhstan.
Fakta lain, ada banyak perusahaan global bermerek yang keputusan meninggalkan Rusia hanya bersifat seremonial.
Meskipun L’Occitane tidak lagi memasok langsung ke mitranya di Rusia, merek Prancis terus diimpor ke Rusia dalam jumlah besar.
Bekas anak perusahaan L’Occitane di Rusia kini menjadi milik manajemen lokal. Anak perusahaan tersebut telah menjaminkan sahamnya kepada L’Occitane International sebagai jaminan.
L’Occitane International memiliki opsi pembelian kembali anak perusahaan tersebut dalam jangka waktu lima tahun mulai bulan Juni 2025.
Bekas anak perusahaan L'Occitane menerima kosmetiknya hampir secara eksklusif melalui satu perusahaan, Smart Beauty LLC, importasi paralel, yang melibatkan banyak pemasok kecil.
Smart Beauty LLC terdaftar di Dubai pada Juni 2022 – bulan yang sama ketika L’Occitane mengumum keluar dari Rusia.
Pendaftaran bisnis Dubai tidak menunjukkan identitas pemilik Smart Beauty. L'Occitane tidak menjawab pertanyaan yang dikirimkan Al Jazeera.
Menelusuri rantai pasokan barang dari pabrik tempat barang tersebut diproduksi hingga ke rak di Rusia dapat menjadi tantangan karena importir mungkin menggunakan banyak perusahaan perantara di berbagai negara.
Pemilik pemasok grosir elektronik Rusia yang berbicara tanpa menyebut nama mengatakan kepada Al Jazeera banyak perusahaan depan telah didirikan di negara ketiga khusus untuk mengatur impor parallel.
Meskipun memboikot Rusia merupakan keputusan sukarela bagi sebagian besar perusahaan, produsen barang-barang mewah memiliki risiko hukum tambahan oleh AS dan Eropa.
Di sisi lain, watak alamiah bisnis adalah penjualan dan keuntungan. Sepanjang masih menguntungkan, bisnis akan terus berjalan bagaimanapun caranya.
Bisnis Rusia berusaha keras untuk mendapatkan pangsa pasar yang ditinggalkan perusahaan-perusahaan barat.
Di banyak segmen produk, maka manufaktur China yang paling diuntungkan. Seperti dalam kasus produk Electrolux.
Sanksi bertubi-tubi ala AS dan Uni Eropa, nyatalah sampai hari ini tidak mampu menggoyahkan ekonomi Rusia.
Pasar bisnis di Rusia merespon tekanan itu lewat mekanisme yang paling memungkinkan, dan terbukti menjaga ekonomi mereka tetap bertahan.(Setya Krisna Sumarga/Editor Senior Tribun Network)