Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Melihat Laga China-Rusia versus Amerika-Eropa di Benua Afrika

Penguasa Burkina, Niger, dan Mali mendepak pasukan Prancis dari negara-negara itu, yang kehadirannya dianggap menimbulkan konflik tak berkesudahan.

Editor: Setya Krisna Sumarga
zoom-in Melihat Laga China-Rusia versus Amerika-Eropa di Benua Afrika
KTLA
Ilustrasi kerja sama keamanan Niger dengan Amerika Serikat 

China telah menjadi sekutu politik dan militer utama bagi banyak negara Afrika. Hal ini terbukti meningkatnya peran Tiongkok dalam peningkatan ketrampilan aparatur negara di benua itu.

Beijing melatih pegawai negeri sipil Afrika dan berbagi keahlian dengan mereka, serta dari beberapa inisiatif yang diumumkan pada pertemuan puncak tersebut, termasuk kerja sama militer-teknis.

China siap memberi pelatihan perwira militer, upaya pembersihan ranjau darat, dan menyediakan lebih dari $ 100 juta untuk mendukung angkatan bersenjata negara-negara Afrika.

Namun, di arena politik, Beijing terlihat melangkah sangat hati-hati. Inisiatif yang disebutkan di atas harus dilihat sebagai upaya tentatif pertama daripada strategi sistematis.

Meskipun Tiongkok berusaha menghindari konfrontasi politik dengan barat di Afrika dan bahkan bekerja sama erat dengannya dalam isu-isu tertentu, hal itu menjadi semakin sulit dilakukan.

Washington bertekad untuk menjalankan kebijakan konfrontasi dengan Beijing di Afrika, hal ini terbukti dari retorika AS dan dokumen-dokumen strategisnya.

Perpisahan Tiongkok dan barat hampir tidak dapat dihindari, jika Beijing melangkah sendiri dan mengabaikan posisi barat.

Berita Rekomendasi

Artinya, perusahaan-perusahaan Tiongkok dapat kehilangan kontrak dengan perusahaan-perusahaan barat, dan tidak akan memiliki akses ke infrastruktur transportasi dan logistik.

Akibatnya, Tiongkok perlu mengembangkan pendekatan komprehensifnya sendiri terhadap Afrika, baik secara mandiri maupun bekerja sama dengan pusat-pusat kekuatan global lainnya.

Pertanda penting meningkatnya konfrontasi antara AS dan Tiongkok di Afrika adalah penandatanganan nota kesepahaman trilateral antara Tiongkok, Tanzania, dan Zambia.

Ketiganya sepakat terlibat proyek rekonstruksi Jalur Kereta Api Tanzania-Zambia (TAZARA), yang awalnya dibangun oleh Tiongkok pada tahun 1970-an.

Jika jalur tersebut akan diperluas, dialiri listrik, dan dimodernisasi, dan TAZARA berpotensi menjadi alternatif yang layak bagi salah satu proyek investasi utama AS di kawasan tersebut: Koridor Lobito.

Perbaikan infrastruktur ini akan meningkatkan daya dukung logistik guna mengekspor mineral penting tembaga dan kobalt dari Republik Demokratik Kongo dan Zambia.

Material akan diangkut lewat jalur kereta api yang sudah diperbaiki dari Republik Demokratik Kongo ke pelabuhan Lobito di Angola.

Halaman
1234
Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas