Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Lucu, Pasukan Bawah Tanah versus Pentas Si Manis Jembatan Merah Teater Indonesia Kita di TIM

Pasukan Bawah Tanah mendadak muncul dan melaporkan Roy Suryo ke Bareskrim Polri atas penghinaan lambang negara.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Lucu, Pasukan Bawah Tanah versus Pentas Si Manis Jembatan Merah Teater Indonesia Kita di TIM
Kolase Tribunnews/net
Tanggapan pakar telematika, Roy Suryo setelah dilaporkan ke Mabes Polri karena ungkap Fufufafa. 

Ada berbagai kenangan yang melekat di jembatan tersebut termasuk keberadaan hantu perempuan yang konon kerap menangis.

Agus Noor sebagai penulis naskah dan sutradara, menyatakan bahwa lakon ini memang sengaja mengambil mitos bernuansa horor tentang penunggu sebuah jembatan untuk mengajak penonton memahami makna di balik kisah yang dipertunjukkan. 

Lucunya, kalau ini benar-benar lucu dan elegan, penampilan Inaya Wahid sebagai pemilik rumah warisan di bawah Jembatan satu-satunya dari almarhum ayahnya yang jujur karena tidak suka cawe-cawe, kerap menyampaikan kritik sosialnya yang sangat aktual. 

Seperti kata "wokowokowok" yang viral saat pentas sebelumnya, semalam kata "Fufufafa"-pun seringkali terucap dan membuat meriah gelak tawa seisi Gedung Tertawa terbahak-bahak.

Apalagi penampilan Butet Kartaredjasa yang menggunakan kostum bak "Raja Jawa" yang berulang kali menampilkan dialog satire namun cerdasnya, sangat membuat pertunjukan semalam benar-benar lucu sekaligus tidak ndeso sebagaimana pelaporan PasBata beberapa jam sebelumnya. 

Meski saya cermati ada naskah yang tampaknya di"take down" alias tidak jadi dipentaskan soal kritikan terhadap Kereta Cepat sebagaimana naskah sebelumnya, secara utuh penampilan Teater Indonesia Kita ke-42 semalam cukup menggigit meski tidak setajam seperti lakon "Musuh bebuyutan" akhir tahun 2023 lalu yang sayangnya sempat ada cerita soal "intimidasi".

Bagi saya pementasan  Teater “Si Manis Jembatan Merah” ini bukan sekadar hiburan, meski benar-benar lucu dan terbukti menghibur secara cerdas.

BERITA REKOMENDASI

Ini adalah sebuah ajakan untuk kembali merasakan makna nasionalisme dan kebangsaan, untuk merefleksikan perjalanan sejarah yang kita tempuh, dan untuk mengingatkan bahwa di balik setiap jembatan--baik yang terlihat maupun yang tidak--tersimpan cerita yang tak boleh kita lupakan. 

Pentas ini juga sangat penting untuk melatih otak kanan dan otak kiri dalam mengolah logika dan kewarasan, seperti kalimat semalam yang membuat seluruh penonton Teater besar TIM tertawa yakni "Minum Susu, Susu Fafa, Fufu Bendera ..." 

Kesimpulannya, bagaikan bumi dan langit jika memperbandingkan "kelucuan" (baca: sekaligus kedunguan, kalau meminjam istilahnya Rocky Gerung) yang dipertontonkan oleh Pelaporan PasBata ke Bareskrim bila dibandingkan dengan Pertunjukan Teater Indonesia Kita yang selain benar-benar lucu, juga sangat cerdas dan waras dalam menggunakan kapasitas otaknya. 

Tentu Lakon Teater semalam tidak akan bisa dinikmati jika otak seseorang sudah rusak sebagian akibat seringnya mengumpat Hate-speech, mengakses situs porno dsb (yang memerlukan pemeriksaan Brain CT-Scan) dan perawatan sebagaimana saran dokter ahli syaraf dan jiwa sebelumnya ... Ambyar.

Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas