Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Politik Suka Hati vs Politik Hati Nurani
Mekanisme transparansi itu harus kelihatan ketika pemimpin membuat kebijakan yang terbuka dan memilih jajarannya bukan karena balas jasa
Editor: Eko Sutriyanto
Politik hati Nurani mestinya menjadi pedoman bagi kita semua. Bagi para elit politik menghidupi politik hati nurani dengan menyadari bahwa menjadi politikus berarti menjadi lebih manusiawi.
Segala sesuatu yang dijanjikan berangkat dari hati dan perwujudanya juga dengan hati. Hati Nurani menjadi kompas yang mengarahkan elit politik untuk berbicara dan berindak sesuai dengan koridor etika dan moral demi kesejahteraan bersama (bonu commune).
Untuk masyarakat, marilah kita semakin waspada dan bijak dalam menentukan pilihan saat pemilu. Jangan sampai kita digiring ke arah pembodohan yang kontraproduktif.
Berbagai macam bantuan sosial, bantuan langsung tunai, dan pemberian-pemberian cuma-cuma bukan obat yang menyembuhkan, melainkan dapat menjadi candu yang akan membuat masyarakat semakin ketagihan. Memilih dengan menggunakan hati Nurani berarti memilih yang terbaik yang ada.
Maka benarlah dalam pesta demokrasi kita bukan memilih yang terbaik tetapi mencegah yang jahat (yang melawan hati nurani) untuk berkuasa.