Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Ketika Ekonomi Lesu, Apakah Politik yang Bergairah Bisa Menjadi Solusi?
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal kedua tahun 2024 hanya mencapai 4,9%, lebih rendah dari proyeksi awal sebesar 5,2%.
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Solusi: Kolaborasi Politik dan Ekonomi
Lalu, bagaimana kita bisa menemukan titik tengah antara politik yang bergairah dan ekonomi yang lesu? Salah satu solusinya adalah menciptakan kolaborasi yang harmonis antara para aktor politik dan ekonomi.
Politik yang dinamis tidak harus selalu berarti konflik, namun dapat dijadikan sarana untuk merumuskan kebijakan-kebijakan yang inovatif dan berkelanjutan.
Dalam hal ini, hemat saya pemerintah perlu memastikan bahwa dinamika politik yang ada tidak sampai mengganggu stabilitas ekonomi.
Kebijakan populis yang hanya bertujuan untuk meraih simpati sesaat perlu digantikan dengan kebijakan jangka panjang yang dapat memberikan manfaat nyata bagi rakyat.
Selain itu, partisipasi dunia usaha dalam merumuskan kebijakan ekonomi juga harus diperkuat, agar solusi yang diambil lebih tepat sasaran.
Kesimpulan
Politik yang bergairah memang dapat memberikan dampak positif terhadap ekonomi, asalkan dinamika tersebut diarahkan pada kebijakan yang berorientasi jangka panjang dan inklusif.
Namun, jika politik hanya digunakan sebagai alat untuk mencapai kepentingan jangka pendek, maka hasilnya justru dapat memperburuk situasi ekonomi yang sudah lesu. Kolaborasi antara aktor politik dan ekonomi, serta kebijakan yang tepat, adalah kunci untuk mengatasi tantangan ekonomi Indonesia saat ini.