Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Masa Depan Indonesia di Tangan Prabowo Subianto: 'Lee Kuan Yew Baru Vs Warisan Jokowi!'
Baik Prabowo maupun Jokowi memiliki pendekatan yang berbeda dalam memimpin Indonesia menuju masa depan.
Editor: Muhammad Zulfikar
Jokowi juga memiliki pandangan nasionalisme, namun dalam bentuk yang lebih pragmatis. Kebijakan Jokowi dalam mengedepankan pembangunan infrastruktur dan membuka pasar bagi investasi asing menunjukkan bahwa ia lebih fleksibel dalam menjaga keseimbangan antara nasionalisme dan keterbukaan terhadap globalisasi.
Ia sering dipuji karena mampu memproyeksikan Indonesia di panggung internasional sebagai negara yang terbuka dan ramah terhadap kerja sama global.
4. Kebijakan Anti-Korupsi dan Good Governance
Lee Kuan Yew sangat keras terhadap korupsi, yang menjadi fondasi bagi tata kelola pemerintahan yang bersih di Singapura. Dalam hal ini, baik Prabowo maupun Jokowi memiliki visi yang sama. Prabowo menekankan perlunya reformasi hukum dan pemberantasan korupsi yang lebih tegas, sebuah elemen penting dalam memastikan pemerintahan yang efisien dan adil.
Jokowi telah memimpin upaya reformasi birokrasi dan penegakan hukum yang cukup signifikan, namun sering kali kebijakan anti-korupsi di era Jokowi mendapat kritik karena kurangnya konsistensi, terutama dalam beberapa kasus besar. Upaya penegakan hukum yang terkesan lambat dan kasus melemahnya KPK selama masa pemerintahannya menjadi salah satu catatan negatif.
5. Modernisasi Infrastruktur dan Teknologi
Singapura di bawah Lee Kuan Yew dikenal sebagai negara dengan infrastruktur dan teknologi yang sangat maju. Di bawah Jokowi, Indonesia telah melakukan lompatan besar dalam pembangunan infrastruktur fisik, seperti jaringan tol trans-Sumatra dan Jawa, serta pengembangan pelabuhan dan bandara.
Namun, Prabowo menekankan bahwa selain infrastruktur fisik, Indonesia juga harus meningkatkan teknologi dan inovasi untuk bersaing dalam ekonomi global. Jika Prabowo memimpin, mungkin akan ada penekanan lebih besar pada pengembangan teknologi dan peningkatan daya saing industri berbasis inovasi.
Baca juga: Profil Prabowo Subianto, Presiden Terpilih Ulang Tahun Hari Ini, 17 Oktober 2024
6. Posisi Geopolitik yang Strategis
Lee Kuan Yew memanfaatkan posisi strategis Singapura di jalur perdagangan internasional untuk menjadikan negaranya sebagai pusat logistik global. Prabowo juga menyadari pentingnya posisi strategis Indonesia sebagai negara maritim, dengan ribuan pulau yang menghubungkan dua samudra dan dua benua. Ia telah berulang kali menekankan perlunya memperkuat angkatan laut Indonesia untuk menjaga kedaulatan dan meningkatkan perdagangan maritim.
Sementara itu, Jokowi juga menyadari potensi besar ini dan telah meluncurkan visi "Poros Maritim Dunia." Kebijakan ini berfokus pada penguatan sektor maritim, namun implementasinya masih menghadapi tantangan, terutama dalam hal regulasi dan kapasitas sumber daya manusia.
7. Kesimpulan
Baik Prabowo maupun Jokowi memiliki pendekatan yang berbeda dalam memimpin Indonesia menuju masa depan. Prabowo, dengan gaya kepemimpinan yang tegas dan nasionalistik, dapat mengambil inspirasi dari Lee Kuan Yew untuk membangun Indonesia menjadi negara yang kuat, mandiri, dan berdaya saing global.
Fokus Prabowo pada stabilitas, kemandirian ekonomi, dan pemberantasan korupsi menunjukkan kesamaan dengan visi Lee Kuan Yew yang membawa Singapura menuju kemajuan.
Di sisi lain, Jokowi telah membawa perubahan signifikan, terutama dalam bidang infrastruktur dan diplomasi internasional. Namun, fokus yang terlalu besar pada infrastruktur fisik terkadang mengabaikan kebutuhan reformasi struktural di sektor lain seperti industri dan pemberantasan korupsi yang lebih konsisten.
Jika Prabowo mampu menerapkan visi yang mirip dengan Lee Kuan Yew, Indonesia bisa menjadi negara yang lebih maju dan stabil secara ekonomi dan politik. Sementara itu, Jokowi telah membuka jalan dengan fondasi yang kuat di sektor infrastruktur, yang bisa menjadi dasar bagi pembangunan lebih lanjut di masa depan.