Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Menyalahkan Apotek untuk Resistensi Antibiotik: Tuduhan Tanpa Cermin
Resistensi antibiotik menyebar dan menjadi diskursus menarik untuk diikuti sekarang ini.
Editor: Hasanudin Aco
3. Fasilitas Diagnostik yang Memadai
Pastikan semua fasilitas pelayanan kesehatan memiliki fasilitas tes diagnostik misalnya alat uji kultur dan antibiogram.
Dengan ini, pemberian antibiotik dapat berbasis bukti, bukan sekadar dugaan dan tebakan.
4. Pengendalian Antibiotik di Sektor Hewan
Seperti di Belanda, kurangi penggunaan antibiotik untuk hewan ternak secara signifikan.
Ini tidak hanya membantu mengendalikan resistensi, tetapi juga melindungi rantai makanan manusia.
5. Edukasi Publik yang Konsisten
Masyarakat harus dibuat sadar bahwa antibiotik bukan obat segala penyakit. Kampanye edukasi harus berjalan terus-menerus, bukan hanya saat ada hari peringatan tertentu.
Dengan kesadaran yang tinggi, penggunaan antibiotik yang tidak rasional dapat diminimalisir.
Kesimpulan: Indonesia Perlu Kebijakan "Yang Jujur dan Cerdas"
Belanda membangun sistem yang menempatkan Antibiotik hanya boleh berada di Apotheek, menghargai peran apotheker dan memastikan antibiotik digunakan dengan benar.
Di Indonesia, Apotek resmi terus disalahkan padahal sistem distribusi antibiotik dan obat lainnya memang masih kacau dan semrawut.
Mungkin sudah saatnya berhenti mencari kambing hitam dan mulai menciptakan sistem yang benar-benar efektif melalui regulasi yang jujur dan cerdas juga kolaborasi yang nyata.