Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mengenal Lebih Dekat Permainan Pokemon Go

Semua orang tiba-tiba menangkap Pokemon. Tapi inilah yang terjadi saat ini; di kantor-kantor, di taman-taman, di rumah-rumah, di tempat-tempat lain.

Editor: Mohamad Yoenus

TRIBUNNEWS.COM -- Semua orang tiba-tiba menangkap Pokemon.

Tapi inilah yang terjadi saat ini; di kantor-kantor, di taman-taman, di rumah-rumah, di tempat-tempat lainnya, bahkan di kamar mandi.

Seorang remaja mengaku menemukan mayat ketika memaikan Pokemon Go.

Polisi Missouri mengklaim ada empat perampok yang terpikat dengan korban karena memainkan permainan ini. 

Sebenarnya, apa yang sedang terjadi? Apa itu Pokemon Go?

Setelah beberapa tahun tiarap, Nintendo yang notabene pemilik Pokemon, yang meledak popularitasnya di akhir 1990-an, sekali lagi, kembali menggenggam dunia.

Kali ini melalui Pokemon Go yang dimainkan melalui perangkat ponsel pintar, dan bisa diunduh gratis melalui Android atau iOS.

Berita Rekomendasi

Popularitasnya, konon menyaingi penggunaan Twitter sehari-hari.

Dalam istilah sederhana, Pokemon Go merupakan permainan yang menggunakan GPS ponsel dan jam untuk mendeteksi di mana dan kapan kita berada dalam permainan dan membuat Pokemon “muncul” di sekita kita (di layar ponsel kita) sehingga kita bisa menangkapnya.

Ketika kita bergerak untuk menangkapnya, jenis yang lain akan muncul tergantung di mana dan kapan kita berada.

Ide permainan ini adalah mendorong kita untuk melakukan perjalanan di seluruh dunia nyata guna menangkap Pokemon. (Ini campuran dari permainan dan interaksi dunia nyata yang biasa disebut dengan “augmented reality”.

Kenapa orang-orang berbondong-bondong memainkan Pokemon Go, karena permainan ini gratis.

Tapi lebih dari itu, Pokemon Go seolah memenuhi ekspektasi penggemarnya di masa lampau: berharap Pokemon hidup di dunia nyata.

Benar, semua ini bermula pada 1990-an.

Permainan Pokemon mencuri perhatian dunia dengan eksotismenya dan monsternya yang kuat—berupa tikus, ular, naga, telur, pohon, dll.

Dalam permainan ini, karakter yang disebut “pelatih” melakukan perjalanan ke seluruh dunia untuk menjinakkan makhluk-makhluk tersebut dan, secara etis dipertanyakan, digunakan untuk memerangi satu dengan yang lain.

Permainan ini berdasarkan permainan menangkap bug yang populer di Jepang-negara asal permainan ini.

Generasi pertama permainan ini dimulai dengan 151 makhluk, lalu diperbanyak menjadi 720 karakter.

Untuk Pokemon Go, karakternya kembali menjadi 151-yang disebut karakter asli.

Seperti disinggung di awal, permainan ini mendapatkan pamornya di era 1990-an.

Dimulai dengan Pokemania, lalu Pokemon Red and Blue yang keluar pada 1998 di Amerika Serikat, lalu Yellow pada 1999 dan Gold dan Silver pada 2000.

Belum lagi serial di televisi, dan faktor lainnya; membuat permainan ini meledak di mana-mana.

Imbasnya, semua orang ingin seperti Ash Ketchum dan bisa mendapatkan Pikachu yang ikonik itu.

Sayangnya, Pokemon tidak nyata-setidaknya belum nyata.

Dan seiring dengan berkembangnya waktu, teknologi telah mensimulasikan sebuah dunia di mana Pokemon menjadi “nyata”.

Oleh sebab itulah muncul Pokemon Go. Dengan kemampuan ponsel masa kini yang bisa melacak waktu dan lokasi, permainan ini mengajak kita menangkap Pokemon yang berkeliaran.

Tak hanya mengasyikan, permainan ini juga menarik nostalgia-mengingat banyak pengguna permainan ini adalah orang-orang dewasa.

Meski demikian, ada beberapa perubahan yang terdapat dalam permainan ini, salah satu yang terbesar adalah soal pertempuran.

Ketika menangkap Pokemon, kita tidak melawan mereka dengan pasukan Pokemon yang sudah kita kumpulkan.

Sebaliknya, pertempuran terjadi antara kita dan monster tersebut. (Kita mengesek layar ponsel untuk melempar Poke Ball ke arah mereka, dan kemudian menangkapnya.

Karena tidak ada pertempuran, satu-satunya cara membuat Pokemon kita lebih kuat adalah dengan item khusus yang bisa kita dapat dengan menangkap Pokemon dan melawan pemimpin gym.

Tak hanya itu, cara ini juga digunakan untuk meningkatkan level tokoh kita.

Selain itu, kelemahan terbesar permainan ini adalah penggunaan baterai yang amat boros.

Percayalah, permainan ini amat menguras daya baterai kita. (*)

Sumber: Intisari
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas