Lomba Panjat Pinang Jadi Pelipur Lara Remaja Kampung Aquarium
Sejumlah remaja tampak gigih memperjuangkan 'hak' mereka demi meraih kemenangan dalam permainan Panjat Pinang.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Mohamad Yoenus
Remaja-remaja tersebut sedang melupakan rasa kecewanya karena merasa 'terabaikan'.
Tidak peduli panasnya matahari yang menyengat kampung yang kini telah rata dengan tanah, mereka terus berjuang, menahan rasa lelah akan perjuangan, berjuang untuk merdeka dari rasa 'orang kecil', juga merdeka dari rasa 'ketidakadilan'.
Tribunnews melihat perjuangan tersebut dari dekat, sejumlah remaja bahu membahu menggapai pangkal pinang yang bermandikan sejumlah hadiah. Tanpa lelah, mereka terus menggempur batang pinang tersebut meski waktu telah menjelang senja.
Nominal hadiah tersebut memang tidak seberapa, namun 'kebersamaan' dalam memperjuangkan kemenangan dalam lomba panjat pinang tersebut akan menjadi prestasi tersendiri bagi sejumlah remaja yang pertama kalinya merayakan kemerdekaan RI di lokasi rumah mereka yang telah luluh lantah.
Tidak ada lagi atap rumah yang akan melindungi mereka dari panasnya matahari dan derasnya hujan, serta tembok yang melindungi mereka dari dinginnya udara malam yang menusuk.
Kini, mereka hanya tinggal didalam tenda yang mereka bangun dengan segala keterbatasan, bahkan mereka bisa melihat langit malam dengan sangat jelas. (*)