Ibu-ibu Muda Belajar Persiapkan Makanan Pendamping ASI
Untuk menyiapkan MPASI harus dilakukan secara cermat dan hati-hati, terlebih terkait kandungan gizi dan juga teksturnya.
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Surya, Sulvi Sofiana
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Makanan pendamping ASI atau disebut MPASI bisa diberikan setelah bayi menginjak usia 6 bulan.
Untuk menyiapkan MPASI harus dilakukan secara cermat dan hati-hati, terlebih terkait kandungan gizi dan juga teksturnya.
Untuk itu, ibu-ibu muda yang baru memiliki bayi pertama kali mengikuti edukasi mempersiapkan makanan pendamping ASI.
Delfina (26), ibu yang memiliki satu anak usia 5 bulan ini, sengaja mengikuti kelas tersebut.
“Inginnya menyiapkan MPASI sendiri biar bisa kasih yang terbaik buat anak. Baru tahu juga kalau MPASI yang berupa tepung sebaiknya dihindari karena kalorinya berbeda dan indeks glikemiksnya,” tuturnya dalam kegiatan yang dilaksanakan di RS Universitas Airlangga, Minggu (23/10/2016).
Sementara itu, Cendradini (34) juga menyempatkan diri mengikuti kegiatan yang diadakan Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) Jatim.
Sebab, tumbuh kembang tiga anaknya saat memulai MPASI tidak ia dampingi dan sekarang anak-anaknya kesulitan dalam mencerna daging ayam.
“Saya ingin tahu penyebabnya, sekalian mau ngurus sendiri MPASI anak ke-4 saya yang masih usia 5 bulan,”ujarnya.
Sekitar 50 orang tua hadir mengikuti penjelasan terkait info terbaru pemberian MPASI, mereka juga mempraktekkan pembuatan MPASI untuk anak di berbagai usia.
Diah Hernani, ketua AIMI Jatim menjelaskan maraknya makanani instan pendamping menjadi sorotan untuk mengadakan kelas EdukASI terkait MPASI.
Dikatakannya MPASI mudah dilakukan bagi ibu yang juga wanita karir. Hanya perlu menerapkan prinsip jumlah, frekuensi tekstur, variasi, keaktifan, dan respon anak serta kebersihan makanan.
Ia menyebutkan sejumlah ciri bayi diatas 6 bulan telah siap dengan MPASI. Di antaranya bayi mulai bisa meraih makanan dan memasukkan ke mulut karena telah ada koordinasi antara mata, mulut, serta tangannya.
Kemudian bayi dapat duduk sendiri tanpa bantuan dengan kepalanya telah tersangga oleh tubuh dengan baik.