TRIBUNNEWS.COM, MEDAN -- Memilih menjadi pengusaha pembibitan rambutan ternyata merupakan pilihan yang tepat bagi Wiyono. Dari menjual bibit rambutan Brahrang, Wiyono bisa mendapatkan keuntungan hingga Rp 135 juta per bulan.
Wiyono saat ditemui di rumahnya di Dusun I Sedang Rejo, Kecamatan Binjai mengatakannya, Di sekeliling rumahnya terdapat ribuan batang bibit rambutan Brahrang dalam polybag yang sudah siap untuk dipasarkan.
Setiap bulannya, ia bisa menjual bibit rambutan Brahrang hingga 15 ribu bibit. Tidak hanya menjual bibit-bibit rambutannya tersebut ke dalam kota, ia juga menjual bibit rambutannya keluar kota seperti ke Aceh.
"Saat ini paling banyak memesan bibit rambutan dalam jumlah yang cukup besar berasal dari Aceh. Sekali mengirim bisa sampai 70 ribu batang bibit rambutan," ujarnya.
Ia menjelaskan, rambutan yang dikembangkannya merupakan varietas Brahrang. Setiap bibit rambutan yang ia kirim ke berbagai daerah tersebut sudah memiliki label biru. Dengan label tersebutmenandakan bahwa bibit yang dipasarkan sudah melewati tahapan-tahapan tertentu sehingga dapat diakui sebagai varietas unggul dan layak untuk dibudidayakan.
" Pemberian label biru merupakan salah satu persyaratan sebagai jaminan bahwa benih tersebut memiliki kualitas yang baik. Karena sebelum bibit dikirim ke berbagai daerah, bbibit tersebut harus diuji di laboratorium terlebih dahulu selama beberapa hari, setelah dapat label biru, baru bisa dipasarkan," jelasnya.
Di tempat pembibitannya yang seluas 2 hektar, Wiyono memiliki 70 batang pohon induk. Dari 70 batang pohon induk tersebut kemudian ia melakukan pembibitan dengan cara okulasi.
Kebanyakan bibit yang dipasarkan, yang paling banyak diminati adalah bibit dengan ukuran polybag 25. Bibit dengan ukuran 25 tersebut dijualnya dengan harga Rp 9 ribu. Bibit tersebut berumur 1 tahun dengan tinggi sekitar 1 meter.
"Dalam sebulan, minimal saya bisa memasarkan sebanyak 15.000 batangke berbagai daerah baik di dalam provinsi maupun ke luar provinsi. Permintaan dari dalam provinsi tidak begitu banyak sementara yang sejak beberapa tahun yang lalu banyak melakukan pemesanan dari Aceh. Di Riau juga banyak namun jumlahnya lebih sedikit," tuturnya.
Ia mengungkapkan dengan harga Rp 9 ribu per batang untuk bibit ukuran polyban 25 sebanyak 15.000 batang perbulan, maka paling tidak ia bisa mengantongi keuntungan sebesar Rp 135 juta. Pendapatan tersebut tidak kalah dengan hasil menjual buahnya. Menurutnya, peluang bisnis tidak hanya di dapat dari menjual buahnya namun dengan menjual bibit unggul juga dapat sangat menguntungkan.(cr3)