TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Defisit perdagangan Indonesia kembali terjadi pada September 2013. Badan Pusat Statistik (BPS) melansir defisit perdagangan pada September 2013 mencapai 0,63 Miliar dolar AS.
Secara kumulatif pada defisit perdagangan dalam periode Januari-September 2013 telah mencapai 6,25 miliar dolar AS.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Sasmito Hadi Wibowo menuturkan defisit ini terjadi karena besarnya pertumbuhan industri otomotif yang berdampak kepada kenaikan impor migas dan impor bahan baku.
"Ada kenaikan impor migas, nonmigas juga alami kenaikan seperti industri mesin dan bahan baku untuk memenuhi kebutuhan industri otomotif dalam negeri," jelas Sasmito di kantornya, Jakarta, Jumat (1/11/2013).
Untuk industri non migas pada September 2013, masih dihuni oleh mesin dan peralatan mekanik, mesin dan peralatan listrik, besi dan baja, dan plastik serta kendaraan bermotor.
Impor mesin dan peralatan mekanik mencapai 2, 369 miliar dolar AS. Mesin dan peralatan listrik mencapai 1,558 miliar dolar AS.
Sedangkan besi dan baja, plastik dan kendaraan bermotor mencapai 730 juta dolar AS dan plastik mencapai 690,6 juta Dolar AS.
Sedangkan impor migas Pada September 2013, mencapai 3,669 miliar dolar AS naik 8,51 persen ketimbang Agustus 2013.
Secara kumulatif impor migas pada Januari-September 2013 mencapai 30,952 miliar dolar AS atau naik 8,51 persen ketimbang periode Januari-September 2012.
"Dari satu sisi defisit ini positif karena konsumsi kita kuat, namun memang ekspornya juga tidak terlalu bagus ketimbang impor kita yang masih berusaha memenuhi kebutuhan domestik," tuturnya.