TAK ada harga hunian--rumah maupun unit apartemen-yang turun. Maka jangan ragu berburu kredit pemilikan rumah (KPR).
Apalagi kini infrastruktur makin gencar sehingga nilai investasi di sektor ini akan terus melambung.
KPR di Indonesia masih berpeluang besar untuk berkembang, seiring dengan perkembangan kawasan-kawasan pemukiman modern.
Apalagi sekarang ini para developer juga sadar betul pada meningkatnya kebutuhan masyarakat untuk tinggal di pemukiman dalam lingkungan yang aman dan sehat. Dengan harga terjangkau tentunya.
Betapa besarnya peluang bagi siapa saja untuk memanfaatkan KPR bisa dilihat dari rasionya dengan produk domestik bruto (PDB).
Lihat saja, pada 2015 di Singapura rasio KPR terhadap PDB mencapai 45,9 persen, di Malaysia 37,8 persen, dan di Thailand 22,8 persen. Sedangkan di Indonesia hanya 2,8 persen.
KPR tentu saja bisa dimanfaatkan mengikuti trend yang sedang menguat, yaitu tinggal di unit apartemen modern dari yang termurah sampai papan atas.
Adalah kenyataan bahwa unit-unit apartemen dengan harga terjangkau pun kini banyak bermunculan di lingkungan yang nyaman dan aman, plus fasilitas modern seperti jaringan internet super cepat, sekolah berkualitas baik, sport center dan sebagainya.
Maka sesungguhnya tak ada alasan untuk tidak memanfaatkan KPR yang banyak ditawarkan oleh bank bank pemerintah maupun swasta.
Apalagi kini otoritas keuangan nasional juga mendorong peningkatan bantuan finansial kepada masyarakat agar menghentikan kebiasaan tinggal di rumah kontrak.
Dorongan ini terkait dengan keinginan masyarakat untuk memiliki tempat tinggal, yang juga bernilai sebagai investasi masa depan.
Tinggal di rumah kontrak yang selama ini menjadi kebiasaan banyak warga kota seperti Jakarta, sesungguhnya merugikan. Bagaimana tidak, biaya kontrak makin lama makin mahal sementara harga lahan selalu naik.
Maka, suatu saat ketika ingin memiliki hunian sendiri, mereka yang terbiasa tinggal di rumah kontrak tak punya dana mencukupi.
Oleh karenaitu, jangan abaikan peluang untuk memperoleh KPR yang bunganya cenderung turun.
Tak perlu khawatir mengikuti trend tinggal di unit apartemen karena inilah tuntutan masyarakat modern sebagaimana telah terbukti di semua belahan dunia.
Ditopang oleh pembangunan infrastrukur yang massif, percepatan pertumbuhan nilai ekonom unit apartemen berdaya tahan tinggi mengahadapi guncangan ekonomi.
Tak masalah bila berlokasi di luar Jakarta yang sedang menhadapi kelangkaan lahan. Di masa mendatang, berkat infrastuktur memadai, Jakarta akan terintegrasi dengan para tetangganya.
Dengan demikian pikiran untuk memborong unit apartemen di duar negeri sesungguhnya makin tidak penting meski untuk investasi masa depan.
Bukankah kawasan-kawasan di sekitar Jakarta juga sedang berkembang pesat sebagai kawasan pemukiman modern dan pusat perekonomian sekaligus.
Singapura dan Australia yang selama ini menjadi tempat favorit para investor dari Indonesia dalam berbelanja unit apartemen dan rumah, seperti ditunjukkan oleh Rumah.com Property Affordability Sentiment Index , bakal terkejar oleh kemajuan Jakarta dan para tetangganya.
Survei oleh Cushman & Wakefield menunjukkan, pada paruh pertama tahunlalu, orang Indonesia memborong 189 properti– utamanya unit apaetemen - dari berbagai kategori di Singapura.
Angka ini naik 23 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Betapa cerahnya masa depan investasi propeti di Jakarta tampak dari survei yang dirilis Forbes.
Tahun lalu kawasan ini telah masuk Top 10 kota di Asia untuk investasi di sektor properti.
Dengan pembangunan infrastruktur yang massif dan lebih cepat, serta bebagai kemudahan administrasi oleh pemerintah peringkat ini memiliki peluang besar untuk naik secara signifikan.
Sekarang saja, nilai jual unit apartemen cenderung menguat dengan cepat.
Banyak juga pemilik unit aparteman yang dibeli lewat KPK memperoleh keuntungan dengan miliknya. Di tengah kelangkaan lahan di Jakarta, hal semacam akan terus belangsung dalam waktu lama karena lahan masih luas dan pembangunan makin lancar.