TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Ekonomi global melambat lebih dari yang diperkirakan. Penurunan tajam bisa saja mengharuskan para pemimpin dunia untuk mengoordinasikan langkah-langkah stimulus.
Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan hal itu pada hari Selasa sembari memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi dunia tahun ini.
Laporan Ekonomi Dunia semi-tahunan lembaga kreditur pinjaman global ini menunjuk pada perang dagang AS-China dan kemungkinan Inggris keluar dari Uni Eropa sebagai risiko utama.
IMF memperingatkan dunia bahwa kemungkinan pemangkasan lebih lanjut terhadap prospek yang sudah menurun itu pun masih tinggi.
Beberapa negara ekonomi utama, termasuk China dan Jerman, mungkin perlu mengambil tindakan jangka pendek, kata IMF.
"Ini adalah saat yang sulit bagi ekonomi global," kata kepala ekonom IMF Gita Gopinath dalam konferensi pers untuk membahas laporan tersebut.
Pemerintah mungkin perlu membuka dompet mereka pada saat yang sama jika perlambatan menjadi lebih serius, kata Gopinath, menambahkan bahwa kebijakan moneter yang longgar juga mungkin diperlukan.
Peringatan IMF itu terdengar menakutkan bagi para pejabat global yang berkumpul di Washington minggu ini dalam pertemuan musim semi IMF dan Bank Dunia. Dunia pernah terlibat dalam stimulus fiskal terkoordinasi untuk melawan krisis keuangan pada 2008.
IMF mengatakan ekonomi global kemungkinan akan tumbuh 3,3% tahun ini, pertumbuhan paling lambat sejak 2016. Perkiraan itu memotong 0,2 poin persentase dari pandangan IMF pada Januari. Tingkat pertumbuhan yang diproyeksikan untuk tahun depan tidak berubah pada 3,6%.
Lebih dari dua pertiga penurunan yang diperkirakan terjadi pada 2019 berasal dari masalah di negara-negara kaya, termasuk anggota Uni Eropa (UE).
"Dalam konteks ini, menghindari salah langkah kebijakan yang dapat merusak aktivitas ekonomi harus menjadi prioritas utama," kata IMF dalam laporannya.
Salah satu potensi kesalahan langkah terletak pada keragu-raguan Inggris tentang cara meninggalkan UE. Meskipun tenggat waktu membayang, London belum memutuskan bagaimana ia akan mencoba untuk melindungi ekonominya selama proses keluar.
Perkiraan baru IMF mengasumsikan "Brexit," tetapi IMF mengatakan proses perceraian yang kacau bisa memangkas lebih dari 0,2 poin persentase dari pertumbuhan global pada tahun 2019. Bank of England harus "berhati-hati" pada kebijakan suku bunga.
Pertumbuhan ekonomi UE sudah melambat secara substansial, meskipun IMF mengatakan masih mengharapkan perlambatan di Eropa dan beberapa ekonomi pasar berkembang akan memberi jalan untuk percepatan kembali pertumbuhan selama paruh kedua 2019.