“Komposisi perolehan kontrak baru tahun 2020 direncanakan berasal dari Pemerintah: 42%, BUMN: 38% dan Swasta: 20%,” jelas Nariman.
Dari komposisi tersebut, menunjukkan bahwa WEGE memiliki pasar yang jelas dan independen karena porsi kontrak baru berasal dari eksternal, di luar dari proyek-proyek yang berasal dari PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) selaku Holding Company.
Sementara itu, untuk Penjualan (Termasuk Penjualan KSO) WEGE menargetkan Rp8,63 triliun dengan target laba bersih tahun 2020 Rp558 miliar. Sementara untuk pengembangan bisnis di tahun 2020, perusahaan menggelontorkan Belanja
Modal sebesar Rp 692,4 miliar yang diperuntukkan untuk Fixed Asset, Capital Placement, Acquisition, Concession dan Industry Development. Anggaran Capex tersebut berasal dari kas internal, pinjaman bank dan dana IPO.
Menurut Nariman, untuk mencapai target tersebut, perusahaan melakukan beberapa strategi seperti; Selektif market pada pasar premium dan prospektif, Ekspansi pasar luar negeri bersinergi dengan Holding Company, Modularisasi, Design and Build serta Optimalisasi BIM secara menyeluruh.
“WEGE optimistis target perusahaan 2020 dapat tercapai karena perusahaan memiliki pasar yang jelas dan independen dengan dukungan fundamental perusahaan yang sehat,” ujar dia.
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul WEGE Bagikan Dividen Rp 112,9 Miliar