TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam mengatasi permasalahan ekonomi nasional yang memburuk akibat wabah Covid-19 selama beberapa bulan ini, pemerintah perlu menjaga sisi demand (permintaan) dan supply (Penyediaan) masyarakat.
Dari sisi demand, masyarakat harus terus bekonsumsi.
Untuk itu pemerintah perlu memberikan bantuan baik bantuan langsung tunai (BLT) atau subsidi kepada masyarakat yang kurang mampu agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sekaligus melakukan konsumsi.
Sementara dari sisi supply, pemerintah berkewajiban untuk menjaga agar industri di tanah air tetap berpoduksi.
Selain untuk menjaga ketersediaan stok berbagai barang yang dibutuhkan masyarakat, juga agar tenaga kerja tetap terserap, juga ada pajak yang dapat dibayarkan kepada negara sehingga negara juga memiliki pendapatan.
Baca: Indonesia Minim Bahan Baku Obat, Pemerintah Mulai Fokus pada Industri Farmasi
Perekonomian kembali bergulir.
“Jika kita bicara pemulihan ekonomi, kita bicara sektor mana yang bisa bertahan, sektor mana yang bisa cepat pulihnya. Untuk itu pemerintah perlu mendeteksi industri apa saja yang punya daya tahan yang baik selama wabah Covid-19 ini.
Sekaligus selama masa resesi ekonomi ini dimana industri nya tetap berjalan, tenaga kerjanya tetap terserap, sehingga dapat menggerakan perekonomian nasional.
Industri yang bertahan ini biasanya, bahan bakunya tersedia di dalam negeri," papar Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Brawijaya, Prof Dr Chandra Fajri Ananda kepada pers, Kamis (25/6/2020).
Sehingga dengan demikian, menurut Chandra Fajri, perekonomian tidak terganggu dengan adanya wabah Covid-19 yang melanda seluruh dunia.
Baca: Teknologi Kecerdasan Buatan dan Blockchain Pengaruhi Masa Depan Industri Keuangan
"Salah satu Industri yang bertahan itu adalah industri hasil tembakau atau industri rokok,” ujar Prof Chandra Fajri.
Lebih lanjut Prof Chandra Fajri Ananda menjelaskan, alasan mengapa industri hasil tembakau merupakan salah satu industri yang mampu bertahan bahkan di masa wabah Covid -19, pada saat industri lain sebagian mati atau menghentikan produksinya.
Salah satunya adalah karena bahan baku yang dipakai industri rokok tersedia di dalam negeri.
Sehingga tidak perlu melakukan impor dari negara lain yang juga sedang dilanda wabah Covid-19 yang menyerang warganya.