TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG – Kehadiran pandemi virus Covid-19 tak hanya berdampak pada kesehatan saja. Dampak ekonomi pun sangat terasa dengan banyaknya pekerja yang mengalami PHK.
Hal itulah yang mendasari pembukaan Hotel, Mall, & Apartemen Tentrem pada 23 April 2020 di Semarang yang kehadirannya sempat viral di media sosial.
Dalam video dan foto yang beredar terlihat antrean panjang pengunjung mall yang berdesakan, bahkan tiduran di lantai mall untuk menyaksikan teknologi video mapping yang menghadirkan suasana akuarium laut raksasa di langit-langit mall.
“Foto dan video viral tersebut seakan-akan menggambarkan bahwa kehadiran dan antusiasme pengujung mall seakan-akan terkesan mengabaikan Protokol New Normal, dan akhirnya karena itu dapat dipahami jika kemudian muncul beragam komentar dari masyarakat,” ujar Direktur Utama Tentrem Mall and Suites Irwan Hidayat dalam keterangan tertulis yang diterima Tribunnews.com, Rabu (26/8/2020).
Padahal menurut Irwan Hidayat kehadiran Hotel, Mall, dan Apartemen Tentrem adalah upaya untuk bisa membangkitkan kembali perekonomian kota Semarang yang lesu akibat pandemi Covid-19.
Ia menceritakan jauh sebelum pandemi Covid-19 mewabah, ia dan keluarga akan meresmikan Hotel, Mall dan Apartemen Tentrem pada 23 April 2020. Namun, karena situasi dan kondisi Indonesia yang sedang dilanda pandemi, keputusan tersebut dibatalkan.
“Ada dua hal yang menjadi pertimbangan, pertama apakah Tentrem akan diresmikan sebelum Pandemi Covid-19 berlalu atau sesudahnya? Tetapi apakah pada tahun 2021 pandemi Covid-19 dipastikan sudah berlalu? Akhirnya kami sepakat untuk meresmikan pada tanggal 13 Agustus 2020, hari kelahiran Ibu R. Sulistyo, nenek kami, pendiri Sido Muncul,” terang Irwan Hidayat.
Dari situ, pertanyaan kedua muncul, apakah meresmikan Hotel Tentrem saja atau bersama-sama meresmikan Hotel dan Mall? “Hal penting yang kedua ini dalam keluarga kami menjadi perdebatan panjang dan seru. Sebagian berpendapat jika hanya meresmikan hotel ditengah pandemi pasti rugi, apalagi bersama mall yang belum ada penyewanya,” ujar Irwan Hidayat.
Apalagi, tambahnya, yang sudah siap beroperasi di mall hanya delapan penyewa dengan total luas 600 m2 dari 9000 m2 yang bisa disewa.
“Mereka menunda untuk mengerjakan interior gerai yang sudah disewa akibat pandemi. Maka kepada delapan penyewa yang membuka gerai mereka saat peresmian tanggal 13 Agustus lalu, kami bebaskan sewa selama enam bulan kedepan,” ujar Irwan Hidayat.
Walau demi bisa membangkitkan kembali perekonomian kota Semarang, keputusan akan membuka hotel dan mall bukan tanpa risiko sama sekali.
“Kalau membuka hotel dan mall, kami harus rela menanggung kerugian sebesar Rp3,5 miliar per bulan, selama 9 bulan ke depan. Biaya terbesar sebesar 38 persen adalah untuk gaji karyawan kemudian disusul listrik, perawatan dan lain-lain. Itupun setelah sembilan bulan ke depan kami juga tidak tahu pasti apa yang akan terjadi,” ujarnya.
Akhirnya setelah pergulatan panjang, hotel dan mall Tentrem resmi dibuka secara bersama. “Kalau akhirnya kami memutuskan meresmikan hotel dan mall secara bersamaan itu karena mempertimbangkan kesempatan untuk membuka lapangan kerja yang lebih luas, supaya ekonomi Semarang bergerak, meriah, dan penyewa yang sudah siap bisa mulai berusaha,” ujar Irwan Hidayat.
Tak hanya itu saja, Untuk membantu UKM kota Semarang semakin berkembang tersedia juga ruang khusus tanpa biaya sewa bagi mereka untuk berjualan.
“Kami juga menyediakan ruang khusus tanpa biaya sewa yang terletak di basement 2 untuk beberapa UKM seperti Bakso Bang Jon, Rujak & Pecel Karimata, dan Soto Jonwen,” ujar Irwan Hidayat.
Tetap Terapkan Protokol New Normal
Terkait antrean panjang pengunjung mall berdesakan yang viral di media sosial Irwan Hidayat menjelaskan jika Hotel dan Mall Tentrem mengikuti aturan Protokol New Normal.
“Perlu kami jelaskan bahwa kami melaksanakan bisnis kami sesuai aturan Protokol New Normal dan dalam pelaksanaannya kami juga bekerjasama dan koordinasi dengan Polsek, Satpol PP, Babinsa dan aparat terkait,” terangnya.
Namun, menurut Irwan Hidayat, ia tak menyangka jika antusiasme masyarakat yang tinggi telah menyebabkan kerumunan pengunjung tidak dapat dihindari.
Padahal Irwan mengaku jika petugas mereka, Satpol PP dan petugas Babinsa sudah berusaha untuk mengatur, menegur, dan memberi penjelasan. “Tetapi karena jumlah pengunjungnya banyak, kami kewalahan. Dan itulah yang terjadi seperti yang kita saksikan kejadian seminggu yang lalu,” ujarnya.
Maka dari itu untuk mengantisipasi agar kejadian yang sama tak terulang terhitung mulai Senin 24 Agustus 2020 kemarin, video mapping yang menghadirkan suasana akuarium laut raksasa di langit-langit mall sudah resmi dimatikan, dan semenjak saat itu tidak ada kerumunan pengunjung lagi.
“Melalui kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, atas saran, teguran kepada kami, baik melalui telepon, whatsapp atau media elektonik lainnya atas kejadian kerumunan masa yang terjadi beberapa hari ini, dengan ini kami juga mohon maaf,” ungkap Irwan Hidayat.
Penulis: Firda Fitri Yanda/Editor: Dana Delani