Maskapai penerbangan asal Finlandia mengatakan, 1.000 pekerja yang akan terdampak PHK ini tidak termasuk awak kabin dan dek penerbangan.
5. Qantas Airways
Kemudian kebijakan PHK juga dilakukan maskapai asal Australia, Qantas Airways. Maskapai penerbangan ini memutuskan untuk mengurangi 4.000 karyawannya.
Mengutip dari laman situs BBC, langkah PHK ini dilakukan karena dampak virus corona yang membuat kondisi perdagangan maskapai menjadi sangat buruk.
Menurut Qantas, saat ini industri penerbangan global sangat terpukul karena pembatasan perjalanan yang diberlakukan di seluruh dunia.
Kepala eksekutif Qantas Group Alan Joyce mengatakan, dampak virus corona atau Covid-19 sangat berdampak terhadap industri penerbangan.
"Covid-19 menghancurkan industri penerbangan dan juga keberlangsungan hidup banyak orang, karena banyak perusahaan yang tedampak pula," ucap Alan.
Menurut Alan, pemulihan industri penerbangan akibat dampak Covid-19 ini akan memakan waktu yang lama dan harus merombak sistem yang sudah ada.
Selain itu Alan juga mengatakan, saat ini Qantas mengalami kerugian yang besar tahun ini. Kerugian ini sebagian besar karena turunnya nilai aset dan pembayaran redundansi.
6. American Airlines
Maskapai asal Amerika Serikat (AS) juga tidak luput dari kebijakan PHK. American Airlines diketahui melakukan pengurangan terhadap 25 ribu karyawannya.
Mengutip dari laman situs NECN, maskapai American Airlines memberikan opsi paket pensiun dini agar tetap mendapatkan jaminan penggajian sebelum adanya PHK.
CEO American Airlines Doug Parker mengatakan, pada Juni 2020 lalu pendapatan maskapai turun 80 persen dibandingkan 2019.
Anjloknya pendapatan ini akibat menurunnya pesanan perjalanan, yang disebabkan melonjaknya kasus Covid-19 di berbagai negara.