Selain itu, di sektor produksi, BNI juga menggandeng mitra strategis dari kalangan start up untuk membentuk klaster-klaster spesifik berdasarkan produk yang dikembangkan, seperti program smartfarming dan klaster pertanian unggulan serta klaster perikanan.
Nantinya, setelah UMKM ini go digital, tahapan selanjutnya adalah membawa UMKM tersebut layak untuk GoEkspor.
Para UMKM terpilih ini tentunya akan melalui rangkaian seleksi, mulai dari kurasi produk, kemudian masuk ke tahapan inkubasi di mana pelaku usaha akan diberi kesempatan untuk menjelaskan keunggulan dan menyempurnakan konsep produknya.
Jika memungkinkan, akan masuk ke tahap Scalling Up untuk memberikan modal kerja dari perseroan agar UMKM dapat memperluas pasar, meningkatkan produksi dan melakukan diversifikasi produk.
Setelah itu, proses selanjutnya pelaku UMKM yang layak ekspor ini akan diajak memanfaatkan kantor-kantor cabang BNI di luar negeri untuk memperkenalkan produk-produk unggulannya kepada calon pembeli asing.
Saat ini BNI mengangkat 250.000 UMKM untuk melek digital, perseroan juga turut membantu 21,38 persen dari volume ekspor Indonesia.
BNI juga aktif menyalurkan program KUR karena menjadi salah satu kredit yang diprioritaskan dalam program penempatan dana pemerintah.
Hingga akhir September 2020, BNI telah menyalurkan KUR senilai Rp 15,05 triliun yang diberikan kepada 170.569 nasabah debitur.
KUR BNI ini tersalurkan pada berbagai sektor, yakni sektor pertanian sebesar Rp 3,95 triliun, sektor perdagangan Rp 7,37 triliun, sektor jasa-jasa Rp 2,44 triliun, serta sektor industri pengolahan senilai Rp 1,08 triliun.