Sebelumnya, usaha konveksi hijabnya ini awalnya ia rintis dari nol dan dibangun secara 'kecil-kecilan'.
Namun seiring waktu, usahanya pun berkembang hingga memiliki 6 mesin dan 7 karyawan.
"Dulu saya buka konveksi kecil-kecilan, terus berkembang, sekarang ada 6 mesin dan yang kerja ada 7 orang," jelas Ali.
Baca juga: Subsidi Listrik, Secercah Asa Maryatun Geliatkan Usaha Kecil Miliknya
Baca juga: Segera Login www.pln.co.id atau Gunakan PLN Mobile untuk KLaim Token Listrik Gratis Februari
Dari 7 karyawan itu, ia kemudian membagi tugas mereka menjadi dua yakni 5 orang fokus pada menjahit dan obras, kemudian dua lainnya difungsikan sebagai tenaga yang melipat atau mengemas hijab yang telah selesai dijahit ke dalam plastik packaging.
Dalam waktu satu jam untuk satu orang penjahit saja, ia mampu memproduksi 2 kodi atau 40 hijab.
Jika ini dikerjakan 5 orang, maka ia mampu menghasilkan 200 hijab selama satu jam.
"5 orang itu kerjanya menjahit termasuk obras, terus 2 orang lainnya saya tugaskan untuk melipat kerudungan," kata Ali.
Sambil merapikan beberapa hijab yang telah selesai diproduksi, ia menjelaskan bahwa jam operasional para karyawannya itu dimulai pukul 08.00 WIB hingga 22.00 WIB.
Namun jika terjadi pemadaman listrik, tentunya produksi hijab ini akan terhenti sementara waktu karena mesin jahit tidak akan bisa beroperasi jika tidak mendapatkan aliran listrik.
"Jam kerja karyawan saya kan itu dari jam 8 atau 9 pagi sampai jam 10 malam ya, jadi ya ini saya tergantung pada listrik ya, kalau misal ada mati lampu (padam listrik) ya kami tidak menjahit karena kan yang dibutuhkan itu listriknya biar mesin jahitnya bisa jalan (digunakan)," papar Ali.
Oleh karena itu ia berharap agar pemerintah melalui PLN dapat memperhatikan pelaku usaha seperti dirinya yang sangat membutuhkan energi listrik demi kelangsungan usahanya.
"Saya hanya berharap supaya listrik ini alirannya lancar ya, kalaupun padam itu ya sebentar saja, karena ini sangat penting untuk produksi usaha saya," pungkas Ali.
Sehingga usahanya ini tidak hanya berlangsung pada masa 'kemarin dan saat ini' saja, namun juga berkembang hingga ke 'masa depan'.
Oleh karena itu, diharapkan tagline 'Terangi Negeri, Indonesia Maju' dapat menjangkau seluruh masyarakat yang terdampak ekonominya selama masa pandemi Covid-19.