Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ivermectin, obat yang saat ini tengah diuji klinik Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sebagai terapi covid-19 akan diproduksi massal dengan harga murah.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mewakili Pemerintah memastikan rakyat akan mendapat obat terapi murah untuk pencegahan dan penyembuhan dari virus SAR Cov-2.
Menurut rencana, harga obat terapi Ivermectin akan dibanderol dengan harga antara Rp 5.000 hingga Rp 7.000 setiap tabletnya.
Baca juga: BPOM Tegaskan Ivermectin Obat Keras Tak Bisa Dibeli Tanpa Resep Dokter
Namun faktanya, masyarakat justru mendapati harga ivermectin dengan harga selangit. Jauh dari harga yang disebut Erick Thohir.
Terpantau, beberapa e-commerce atau marketplace menjual Ivermectin dibanderol jauh di atas harga yang disampaikan Erick Thohir.
PT Indofarma Tbk menginformasikan, bahwa pihaknya telah mendapatkan izin edar oleh BPOM RI dengan Nomor Izin Edar: GKL2120943310A1 untuk produk generik Ivermectin 12 mg kemasan Dus, 1 botol @20 tablet, pada tanggal 20 Juni 2021.
Baca juga: BPOM Beri Syarat Penggunaan Ivermectin Untuk Obat Covid: Dokter Harus Sampaikan Resiko pada Pasien
Terkait harga produk, perusahaan mengatakan, kebijakan Harga Netto Apotek (HNA) termasuk PPN untuk produk Ivermectin tablet 12 mg/botol isi 20 (dua puluh) tablet yang ditetapkan oleh Perseroan adalah Rp 123.200, atau setara dengan Rp 6.160 per tablet.
“Sedangkan Harga Eceran Tertinggi (HET) termasuk PPN adalah Rp 157.700, atau setara Rp 7.885 per tablet,” ujar Indofarma dalam keterangan resminya, Jumat (2/7/2021).
Baca juga: Klaim FLCCC Tentang Kemanjuran Ivermectin untuk Covid-19
Sementara untuk distribusi produk Ivermectin dilakukan oleh Pedagang Besar Farmasi (PBF) yang ditunjuk oleh Perseroan untuk menyalurkan ke fasilitas kefarmasian sesuai dengan pedoman Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB).
“Saat ini produk Ivermectin Perseroan dapat diperoleh melalui resep dokter di jaringan Apotek Kimia Farma dan Halodoc, dan jaringan tersebut akan kami perluas sesuai dengan kebutuhan penyaluran produk untuk masyarakat,” pungkas keterangan tersebut.
Sebagai informasi, Perseroan memiliki kapasitas produksi Ivermectin eksisting 4,5 juta tablet/bulan dengan menggunakan satu lini fasilitas produksi.
Guna mengantisipasi kebutuhan masyarakat, Perseroan akan meningkatkan kapasitas menjadi dua kali lipat atau lebih dari kapasitas eksisting.
Susi Pudjiastuti Mengaku 8 Karyawannya Sembuh dari Covid-19 Usai Konsumsi Ivermectin
Menteri Kelautan dan Perikanan periode 2014-2019, Susi Pudjiastuti menceritakan pengalaman karyawannya yang sembuh dari Covid-19 setelah meminum obat Ivermectin.
Susi menceritakan, terdapat 8 karyawannya yang terpapar Covid-19. Dari total tersebut, 5 diantaranya melakukan isolasi mandiri di rumahnya masing-masing.
Sedangkan 3 lainnya melakukan isolasi di lokasi kerjanya, yakni di tempat Susi Pudjiastuti.
Baca juga: Susi Pudjiastuti Bersama Cucunya Pulang ke Pangandaran Naik Pesawat Pribadi
Baca juga: Bisa Obat Murah Covid-19, Ivermectin Jalani Uji Klinik di BPOM
“Covid itu nyata dan dekat dengan kita. 8 orang dari karyawan kita kena, 3 isolasi mandiri di tempat kita, yang lainnya di rumah masing-masing,” ucap Susi dalam ceritanya melalui video yang beredar, Rabu (30/6/2021).
Ditengah kegalauannya, Susi pun langsung menghubungi Erick Thohir.
Dirinya menghubungi Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) karena beredar kabar di berbagai media tentang hasil riset Ivermectin yang cocok untuk terapi pemulihan pasien yang terpapar Covid-19.
"Di tengah kegalauan saya harus menghubungi Pak Erick Thohir atas ada beberapa riset yang muncul tentang ivermectin," ujarnya.
Setelah mengkonsumsi obat tersebut, para karyawan Susi berhasil sembuh dari Covid-19 dalam kurun waktu 7 hari.
“Saya mencoba memadukannya sesuai anjuran dokter di pangandaran memakai paracetamol, ivermerctin dan beberapa multivitamin,” ucap Susi.
“Saya bukan seorang dokter, tapi dalam keputusasaan dan kesulitan akan penuhnya rumah sakit dan lain-lain, apapun patut dicoba. Dan alhamdulillah hari ke 7 semua sudah negatif,” pungkasnya.
Sebagai informasi sebelumnya, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sedang mempercepat uji klinis yang dilakukan terhadap Ivermectin sebagai obat terapi pencegahan dan penyembuhan pasien Covid-19.
Obat tersebut digadang-gadang akan menjadi game changer terbaru agar Indonesia bisa mengendalikan pandemi ini.
Menteri BUMN, Erick Thohir mewakili Pemerintah memastikan rakyat akan mendapat obat terapi murah untuk pencegahan dan penyembuhan dari virus SAR Cov-2.
Erick mengatakan, persiapan pun sudah dilakukan PT Indofarma untuk memproduksi obat Ivermectin secara massal.
Sehingga ketika uji klinis selesai dilakukan dan izin edar sudah dikeluarkan BPOM, maka obat tersebut siap diproduksi besar-besaran dalam waktu singkat.
"Secara infrastruktur kami siap untuk memproduksi Ivermectin secara massal,” ujar Menteri Erick dalam keterangannya, Senin (28/6/2021).
Siap Produksi Massal Obat Terapi Covid-19, Erick Thohir Sebut Harganya Mulai Rp5 Ribuan
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sedang mempercepat uji klinis yang dilakukan terhadap Ivermectin sebagai obat terapi pencegahan dan penyembuhan pasien Covid-19.
Obat tersebut disebut-sebut akan menjadi game changer terbaru agar Indonesia bisa mengendalikan pandemi ini.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mewakili Pemerintah memastikan rakyat akan mendapat obat terapi murah untuk pencegahan dan penyembuhan dari virus SAR Cov-2.
Erick mengatakan, persiapan pun sudah dilakukan PT Indofarma untuk memproduksi obat Ivermectin secara massal.
Sehingga ketika uji klinis selesai dilakukan dan izin edar sudah dikeluarkan BPOM, maka obat tersebut siap diproduksi besar-besaran dalam waktu singkat.
"Secara infrastruktur kami siap untuk memproduksi Ivermectin secara massal,” ujar Menteri Erick dalam keterangannya, Senin (28/6/2021).
“Jika uji klinis BPOM selesai dan sudah keluar izin edarnya sebagai tanda bahwa obat Ivermectin ternyata baik untuk kita semua, maka produksi ini akan kita genjot demi mengurangi dengan cepat kasus positif COVID-19," sambungnya.
Penyediaan obat terapi COVID-19 yang murah memang menjadi perhatian utama Menteri Erick Thohir.
Hal ini tak lain agar masyarakat yang lebih memprioritaskan kebutuhan-kebutuhan pokok di tengah pandemi ini tidak lagi terbebani dengan harga obat yang mahal.
Menurut rencana harga obat terapi Ivermectin akan dibanderol dengan harga antara Rp5.000 hingga Rp7.000 setiap tabletnya.
"Dengan harga obat yang murah dan terjangkau, saya yakin rakyat akan bisa mendapatkannya dengan mudah dan tidak akan menjadi beban. Terlebih untuk pencegahan terhadap COVID-19, tidak perlu selalu dikonsumsi dan hanya 2-3 tablet,” tutur Erick.
“Begitu pula untuk penyembuhan. Semoga ikhtiar kita untuk membuat rakyat kita sehat dan Indonesia terbebas dari pandemi ini segera terwujud," pungkasnya.