Cakupan distribusi FML berada pulau Jawa, Lampung dan Sumatera, dimana populasi ternak terbesar berada di Jawa dan Lampung.
Untuk proses pengaplikasiannya, FML dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya adalah menggunakan komposisi 3-5 persen ke dalam campuran pakan ternak, juga dapat dicampurkan secara langsung ke air minum ternak.
Selain itu, FML juga dapat digunakan sebagai bahan pembuatan silase (pakan berkadar air tinggi) dengan mencampurkan FML sebanyak 3 -5 persen ke dalam hijauan atau sisa biomass pertanian (rumput, daun, jerami padi dan lainnya).
PT Ajinomoto Indonesia akan terus berupaya untuk menciptakan inovasi-inovasi ramah lingkungan, mengacu pada Eco Activity dan Bio Cycle yang telah diterapkan sebelumnya pada seluruh proses produksi (By Product) Ajinomoto.
Melalui Co Product FML ini, harapannya dapat membantu para peternak dalam hal budi daya dan perawatan ternak yang berkualitas dan tentunya aman bagi kesehatan ternak.
"Kami berharap dengan terus berkomitmen untuk menciptakan inovasi melalui pemanfaatan hasil proses produksi yang ada, PT Ajinomoto Indonesia dapat memberikan dampak yang positif pada lingkungan sekaligus mendukung budi daya peternakan berkelanjutan di Indonesia," tutur Yudho.
Melalui Departemen Agri Dev, PT Ajinomoto Indonesia terus berkomitmen melakukan aktivitas pengolahan produk samping dari hasil produksi MSG dan makanan, serta sampah domestik lainnya menjadi produk yang memiliki nilai jual.
"Hal ini menjadi bentuk salah satu komitmen perusahaan dalam menjaga keragaman hayati, kualitas sumber daya air dan tanah, meningkatkan produktivitas tanaman maupun kesejahteraan para petani," jelasnya.