News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Bandara YIA Membuat Utang Angkasa Pura I Mencapai Rp 38 Triliun? Ini Analisa Pengamat

Penulis: Hari Darmawan
Editor: Muhammad Zulfikar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Progres pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA) atau Bandara Yogyakarta Baru di Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta, Rabu (24/4/2019).

Begitu pula dengan dengan trafik kargo yang tumbuh meski tidak signifikan yakni sekitar 1 persen. Trafik kargo tercatat mencapai 39,04 juta kilogram pada November 2021 dari posisi 39,02 juta kilogram pada Oktober 2021.

Dalam rangka merespons kinerja keuangan yang tengah tidak baik, AP telah menyiapkan dan menjalankan sejumlah langkah strategis.

Langkah utama yang dilakukan ialah restrukturisasi operasional dan finansial perseroan. Restrukturisasi ini ditargetkan rampung pada Januari 2022.

Faik mengatakan, restrukturisasi operasional dan finansial diprediksi akan menambah dana perseroan sekitar Rp 3,8 triliun, efisiensi biaya sebesar Rp 704 miliar dan perolehan fund raising sebesar Rp 3,5 triliun.

Faik menuturkan, restrukturisasi dilakukan dengan beragam upaya, seperti asset recycling, intensifikasi penagihan piutang, pengajuan restitusi pajak, efisiensi operasional seperti layanan bandara berbasis trafik, dan simplifikasi organisasi.

Termasuk penundaan program investasi serta mendorong anak usaha mencari sumber pendapatan baru dengan transformasi bisnis.

“Kami optimis dengan program restrukturisasi dapat memperkuat profil keuangan perusahaan ke depan. Terutama kemampuan kami untuk memastikan penambahan pendapatan cash in, efisiensi biaya, dan upaya fund raising," jelas Faik.

Baca juga: Terlilit Utang Rp 35 Triliun, Ini Proyek Bandara Angkasa Pura I yang Diduga Sebagai Penyebabnya

Adapun untuk mendorong peningkatan pendapatan lainnya, Angkasa Pura I akan menjalin kerja sama mitra strategis untuk Bandara Hang Nadim Batam, Bandara Dhoho Kediri, Bandara Lombok Praya.

Begitupun memanfaatkan lahan tidak produktif seperti lahan Kelan Bay Bali, serta mengembangkan airport city Bandara YIA dan eks Bandara Selaparang Lombok.

"Manajemen tengah berupaya keras untuk menangani situasi sulit ini dan berkomitmen untuk dapat survive dan menunaikan kewajiban perusahaan kepada kreditur, mitra, dan vendor secara pasti dan bertahap," ucap Faik.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini