News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

PLN Krisis Batu Bara, Erick Thohir Memberikan Solusi Nyata

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Joko Widodo (keempat kiri) didampingi Menteri BUMN, Erick Thohir (ketiga kiri) melihat maket saat melakukan groundbreaking atau peletakan batu pertama Rumah Sakit (RS) Internasional Bali (Bali International Hospital) di Kawasan Wisata Sanur, Kota Denpasar, Bali, Senin (27/12/2021). Dengan adanya rumah sakit tersebut, Presiden Jokowi berharap nantinya warga negara Indonesia (WNI) tak akan lagi berobat ke luar negeri. Tribunnews/HO/Biro Pers Setpres/Laily Rachev

Berkaca dari itu, Erick melakukan transformasi dengan merombak susunan direksi PLN. Mantan Presiden Inter Milan ini memberhentikan secara hormat Direktur Energi Primer PLN Rudy Hendra Prastowo yang kemudian digantikan oleh Hertanto Prabowo melalui surat keputusan SK-2/MBU.01/2022 tanggal 6 Januari 2022 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara.

"Saya baru saja menandatangani surat pergantian Direktur Energi Primer di PLN dengan Saudara Hartanto Wibowo yang merupakan top talent di PLN. Usianya 45 tahun dan saya lihat dari berbagai background dia punya kemampuan," jelas Erick.

Langkah selanjutnya, Erick mempertimbangkan untuk membentuk subholding pembangkit PLN dan meninjau ulang anak perusahaan PT PLN Batu Bara.

Menurutnya PLN bersama anak perusahaannya masih terlalu gemuk, karena itu Erick mempertimbangkan untuk melakukan efisiensi dengan membentuk subholding.

Sekali dayung dua pulau terlampaui, Erick memproyeksikan subholding pembangkit yang di dalamnya termasuk pembangkit EBT tidak hanya bisa memberikan listrik kepada masyarakat Indonesia, namun juga melayani negara-negara tetangga.

"Banyak negara tetangga kita yang tidak punya kepastian listrik berdasarkan energi terbarukan. Kita punya air, geothermal, angin, punya wilayah yang cukup kuat,” kata dia.

Sebagaimana diketahui, Erick juga telah menyiapkan peta jalan transisi energi, ekonomi hijau dan energi baru terbarukan (EBT) untuk menggantikan bahan bakar fosil.

Sebagai langkah persiapan transisi untuk mencapai zero emission pada 2060. PLN sendiri, pada 2021, telah meningkatkan 13 Pembangkit Listrik Air dan Minihidro (PLTM) dengan kapasitas total 71,9 MW, yang ditargetkan menjadi 490 MW. Begitu juga dengan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) 195 MW. PLN juga menargetkan untuk membangun pembangkit EBT berkapasitas total 1,19 gigawatt (GW) di 2022.

Oleh karenanya, Erick mengatakan akan segera membahas peta jalan dan pembentukan subholding PLN agar dapat melayani kebutuhan listrik masyarakat dan meningkatkan pendapatan negara.

Pembahasan direncanakan dilakukan minggu depan bersama jajaran direksi baru PLN yang baru saja ditandatangani oleh Erick.

“Kami jadwalkan minggu depan bertemu direksi PLN secara menyeluruh membahas peta jalan yang selama tahun ini harus dikerjakan," pungkas Erick yang juga Ketum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES).

Sumber: Tribunnews.com/Kontan.co.id

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini