Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Akulaku Finance menargetkan kinerja perusahaan tahun ini tumbuh di atas 30 persen dengan target penyaluran pembiayaan Rp11 triliun.
"Melihat tingkat peluang pertumbuhan ekonomi nasional dan regional di tahun 2022 ini, kami berharap kami bisa tumbuh di atas 30 persen dan kami menargetkan setidaknya bisa membukukan Rp11 triliun," kata Presiden Direktur Akulaku Finance Indonesia Efrinal Sinaga dalam keterangannya, Rabu (20/1/2022).
Untuk mencapai itu, platform keuangan yang bergerak di bidang penyediaan layanan cicilan digital atau Buy Now Pay Later (BNPL), menyiapkan berbagai strategi dan terpenting manajemen risiko (risk management) yang akan terus diperkuat sebagai memitigasi risiko.
"Kami tetap berharap dengan customer retention dan layanan yang baik secara terus menerus. Kami berharap dapat terus menambah basis nasabah yang terus bertransaksi menggunakan platform Akulaku," tuturnya.
Baca juga: BNC Cari Pendanaan Lewat Rights Issue untuk Penuhi Aturan Modal Inti Rp 2 Triliun
Menurutnya, pada tahun lalu Akulaku mencatat kinerja yang baik, di mana hal ini tercermin dari realisasi pembiayaan disalurkan dan melebihi target yang ditetapkan, yaitu mencapai 135 persen
Baca juga: OJK Cabut Izin Perusahaan Pembiayaan PT Trevi Pelita Multifinance
Efrinal menyebut, torehan sepanjang 2021 juga berhasil dicapai perusahaan lewat kesehatan portofolio yang masih terjaga, dengan tingkat Non Performing Financing (NPF) sebesar 2,45 persen.
"Hal ini juga menjadi suatu bukti nyata kepada shareholder, banker, dan investor bahwa kinerja dan pencapaian Akulaku dalam kondisi terbaik," tegas dia.
Baca juga: REFI Emisi Obligasi Rp 400 Miliar untuk Pacu Pembiayaan
Kinerja positif di 2021 membawa Akulaku Finance mendapat penghargaan Fintech BNPL Terbaik versi Duniafintech. "Penghargaan ini merupakan penghargaan yang sangat berarti bagi Akulaku Finance, dan ini merupakan award pertama yang kami peroleh pada 2022," tuturnya.
Efrinal menyampaikan pandemi Covid-19 mempercepat akselerasi digital di tanah air dan mengubah pola interaksi masyarakat.
Kecenderungan digital ini dapat dirasakan dari pertumbuhan bisnis digital di dalam negeri, seperti pada bisnis e-commerce dan digital payment.
"Pandemi Covid-19 menjadi prime mover perubahan gaya hidup yang membuat masyarakat shifting pada kehidupan yang menciptakan masyarakat contactless, paperless, dan cashless," tuturnya.