TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Harga minyak mentah dunia terus merangkak naik, semenjak perekonomia dunia mulai pulih dari dampak pandemi Covid-19.
Ketegangan antara raksasa produsen minyak, Rusia, dengan Ukraina semakin mendongkrak harga komoditas energi itu.
Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak mentah acuan global, Brent, menguat 2,16 persen ke level 96,48 dollar AS per barrel pada sesi perdagangan Selasa (15/2/2022) pagi hari.
Baca juga: Dampak Ketegangan Rusia-Ukraina, Cryptocurrency Merosot, Investor Cari Investasi yang Lebih Aman
Sementara itu, harga minyak mentah acuan AS, West Texas Intermediate, terkoreksi tipis 0,7 persen ke level 94,79 dollar AS per barrel.
Analis Minyak UBS Giovanni Staunovo mengatakan, konflik yang semakin memanas antara Rusia dan Ukraina berpotensi mendorong harga minyak mentah ke level 100 dollar AS per barrel untuk pertama kalinya dalam kurun waktu 7 tahun terakhir.
“Tidak ada yang bisa membaca pikiran Presiden Putin,” kata dia, dilansir dari CNN, Selasa.
Investor khawatir konflik yang tengah terjadi dapat merusak fasilitas produksi minyak Rusia, sehingga pada akhirnya menurunkan kapasitas produksi.
Selain itu, sanksi yang berpoteni diberikan oleh Negara Barat terhadap Rusia juga akan memengaruhi ekspor minyak.
Baca juga: BI: Kuartal IV 2021, Utang Luar Negeri Indonesia Turun Jadi Rp 5.935 Triliun
Konflik itu semakin memperkeruh kondisi pasar minyak dunia saat ini. Pasalnya, permintaan minyak tengah melonjak, seiring dengan momentum pemulihan ekonomi dunia.
Organisasi Negara Pengekspor Minyak bersama mitra atau OPEC+ belakangan mendapatkan tekanan dari banyak pihak untuk menaikan kapasitas produksi global.
Akan tetapi, OPEC+ sampai saat ini masih kesulitan untuk memenuhi kapasitas produksi sesuai target yang telah ditentukan.
Baca juga: AS Pindahkan Kedutaan Dari Kyiv ke Lviv, Hingga Prediksi Waktu Invasi Rusia
“Jika kesenjangan antara produksi dan target OPEC+ terus berlanjut, tekanan permintaan akan semakin meningkat,” tulis International Energy Agency.
Asal tahu saja, harga minyak mentah yang terus merangkak naik berpotensi berdampak terhadap momentum pertumbuhan ekonomi, dan mengkerek tingkat inflasi di berbagai negara.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Harga Minyak Mentah Kian Dekati 100 Dollar AS"