Ketua Pengurus Wilayah Jaringan Pemotong dan Pedagang Daging Sapi Indonesia (JAPPDI) Asnawi mengatakan, asosiasi pedagang daging sapi itu ada dua JAPPDI dan Asosiasi Pedagang Daging Indonesia atau APDI, di mana JAPPDI lebih mengutamakan komunikasi serta solusi.
"Kami tetap komit berdagang, teman saya di pasar Kramat Jati motong dan dagang hari ini, kemudian teman saya di pasar dekat Cipinang juga menyampaikan informasi tetap dagang," kata Asnawi.
Menurutnya, JAPPDI lebih mendahulukan komunikasi dengan pemangku kepentingan terkait kenaikan harga daging, di mana selama ini masyarakat menilai mahalnya harga daging akibat dinaikkan oleh pedagang.
"Dengan isu mogok, masyarakat jadi tahu bukan pedagang yang menaikkan harga tapi dari peternak dan RPH itu sudah mahal, di RPH itu harga Rp 106 per kilo," kata Asmawi.
Jika harga di RPH sudah Rp 106 per kilo gram, ditambah harga pokok produksi (HPP) maka harga sampai di konsumen paling rendah Rp 130 per kilo gram.
"Itu sudah tipis keuntungan pedagang, tapi masyarakat jadi tahu harga ini bukan pedagang yang menaikkan, mereka datang ke pasar sudah siap dengan harga sekarang," tuturnya.
Selain itu, Asmawi menyebut munculnya isu mogok pastinya disikapi oleh pemerintah, khususnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk memerintahkan jajarannya mengendalikan harga daging sapi.
Sekretaris Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) DKI Jakarta Mufti Bangkit Sanjaya pun berharap pemerintah memberikan subsidi.
Pasalnya, para pedagang sudah tidak sanggup lagi menanggung kerugian akibat melambungnya harga pokok penjualan (HPP).
"Semoga harga daging dapat disubsidi oleh pemerintah seperti komoditi pangan lainnya agar masalah tuntas tidak terulang tiap tahunnya tanpa ada solusi konkret dan tepat juga solutif untuk para pedagang dan tentunya masyarakat," ujarnya.
Pemberian subsidi ini pun dinilainya sebagai langkah konkret dalam mengatasi masalah kenaikan harga daging ini.
Sebab, harga daging sapi segar di Jakarta terlalu tinggi, sementara daya beli masyarakat masih tergolong rendah.
Menurutnya, kemampuan maksimal dalam membeli daging sapi hanya berkisar di harga Rp 120 ribu.
Hal ini pun menjadi ironi lantaran para pedagang mendapat daging sapi segar di angka Rp 130 ribu.