News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Inflasi Mei Diprediksi 0,48 Persen, Daging Ayam Ras dan Angkutan Udara Jadi Penyumbang Utama

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pekerja membersihkan ayam yang sudah dipotong di pusat potong ayam di kawasan Palmerah, Jakarta Barat

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) dalam laporannya menyebutkan, berdasarkan survei pemantauan harga minggu kedua Mei 2022, perkembangan harga pada Mei 2022 masih relatif terkendali.

Dengan adanya survei ini, Bank Sentral memperkirakan terjadi inflasi sebesar 0,48 persen secara bulanan (month to month/mtm).

Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Erwin Haryono mengatakan, penyumbang utama inflasi bulan ini ditempati oleh komoditas daging ayam ras dan angkutan udara.

Baca juga: Puan Minta Komisi di DPR Monitoring Harga Komoditas Pangan Usai Lebaran

“Penyumbang utama inflasi Mei 2022 sampai dengan minggu kedua yaitu komoditas daging ayam ras dan angkutan udara masing-masing sebesar 0,08 persen (mtm), telur ayam ras dan angkutan antar kota masing-masing sebesar 0,04 persen (mtm),” jelas Erwin di Jakarta, Jumat (13/5/2022).

“Kemudian untuk daging sapi sebesar 0,02 persen (mtm), udang basah, kelapa, jeruk, sawi hijau, kangkung, tempe, tahu mentah, air minum kemasan, masing-masing sebesar 0,01 persen (mtm),” sambungnya.

Bank Indonesia juga mencatat adanya sejumlah komoditas yang mengalami deflasi. Yaitu minyak goreng dan cabai rawit masing-masing sebesar -0,01 persen (mtm).

Baca juga: Genjot Kredit, BNI Bidik Sektor Turunan Komoditas

Erwin mengungkapkan, Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas.

Yang bertujuan untuk tetap mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah meningkatnya tekanan eksternal.

"Serta terus mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut," pungkas Erwin.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini