Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, BELGRADE – Presiden Serbia Aleksandar Vucic mengumumkan telah mendapatkan kesepakatan gas alam yang sangat menguntungkan dengan Rusia.
Dikutip dari voanews.com, Senin (30/5/2022) Aleksandar Vucic telah menolak untuk secara eksplisit mengutuk invasi Rusia ke Ukraina, dan negaranya tidak bergabung dengan sanksi Barat terhadap Moskow.
Vucic mengklaim dia ingin membawa Serbia ke Uni Eropa, tetapi telah menghabiskan beberapa tahun terakhir untuk memperkuat hubungan dengan Rusia yang merupakan sekutu lama.
Baca juga: Menlu Rusia Bantah Desas-desus Kondisi Kesehatan Vladimir Putin Memburuk
Kesepakatan gas kemungkinan akan ditandatangani selama kunjungan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov ke Beograd awal Juni.
Vucic mengatakan kepada Putin dan berharap "perdamaian akan dibangun sesegera mungkin."
Serbia hampir seluruhnya bergantung pada gas Rusia, dan perusahaan energi utamanya berada di bawah kepemilikan mayoritas Rusia.
"Apa yang dapat saya katakan kepada Anda adalah bahwa kami telah menyepakati elemen utama yang sangat menguntungkan Serbia," kata Vucic.
Baca juga: Kepala Keamanan Kharkiv Kabur dari Perang Rusia, Zelensky: Akan Dicari Tahu Apa Motifnya
"Kami setuju untuk menandatangani kontrak tiga tahun, yang merupakan elemen pertama dari kontrak yang sangat cocok dengan pihak Serbia." imbuhnya.
Tidak jelas bagaimana Serbia akan menerima gas Rusia jika Uni Eropa memutuskan untuk mematikan pasokan gas Rusia yang melewati negara-negara anggotanya.
Rusia telah memotong ekspor gas ke anggota Uni Eropa seperti Finlandia, Polandia dan Bulgaria.
Sementara itu, Uni Eropa telah mengurangi ketergantungannya pada energi Rusia sejak invasi dan akan membahas lebih lanjut dan mendengar pendapat dari Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy selama pertemuan puncak para pemimpin yang dimulai Senin.
Terlepas dari laporan tentang kekejaman di Ukraina karena invasi, Vucic dan para pemimpin Serbia lainnya telah mengeluhkan tekanan Barat untuk bergabung dengan sanksi terhadap Rusia.
Baca juga: Konflik Rusia Vs Ukraina: Lebih dari 500 Anak Ukraina Menunggu Keputusan Visa ke Inggris
Para pejabat Serbia mengatakan negara Balkan harus melawan tekanan seperti itu. Hal tersebut juga berarti mengabaikan tujuan untuk bergabung dengan sanksi Uni Eropa.
"Kesepakatan yang dicapai oleh Presiden Vucic dengan Presiden Putin adalah bukti betapa dihormatinya keputusan Serbia untuk tidak berpartisipasi dalam histeria anti-Rusia," kata Menteri Dalam Negeri Aleksandar Vulin.