News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Suku Bunga Tinggi The Fed Nggak Ngaruh, Investor Asing Masih Borong Saham di BEI

Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Karyawan memantau perkembangan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Galeri Mandiri Sekuritas di Jakarta, Senin (21/1/2013). KOMPAS/PRIYOMBODO

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bank Sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve atau The Fed telah menaikkan tingkat suku bunga sebanyak 75 basis poin (bps) menjadi 1,5 persen hingga 1,75 persen dan menjadi kenaikkan tertinggi sejak 1994. 

Ekonom Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira berpendapat tren suku bunga tinggi di AS belum berdampak pada pasar saham di Indonesia.

Investor asing masih mencatatkan beli bersih Rp 70,58 triliun sampai akhir pekan lalu. "Investor (asing) masih melakukan pembelian bersih saham di Indonesia," ujarnya melalui pesan suara kepada Tribunnews.com, Jumat (17/6/2022). 

Bhima mengungkapkan ada beberapa alasan investor asing masih belanja di pasar saham tanah air, pertama yakni sudah melakukan price-in, atau bisa menebak bahwa inflasi Amerika tinggi akan disusul oleh kenaikan tingkat suku bunga dari The Fed. 

"Kedua, sebenarnya kenapa masih cukup positif, ya karena dibanding 2013 pada saat terjadinya taper tantrum, saat ini situasi current account defisit di Indonesia jauh lebih baik," katanya. 

Selain itu, neraca perdagangan dalam posisi surplus, dan cadangan devisa masih bisa untuk melakukan stabilisasi nilai tukar rupiah. 

Baca juga: Suku Bunga The Fed Naik, Bank Indonesia Diprediksi Bakal Normalisasi Suku Bunga Acuannya

Kendati demikian, menurutnya dalam beberapa pekan ke depan ini, yang masih ditunggu-tunggu adalah respon dari bank sentral di negara lainnya.

Baca juga: Kerek Suku Bunga Acuan, The Fed Bikin Orang Banyak Pilih Menabung Dibanding Belanja Barang?

"Di Kanada, kemudian di Inggris. Bagaimana melihat tren kenaikan suku bunga Amerika ini, apa akan menyusul," pungkas Bhima.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini