News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Bear Market Pada Bitcoin, Ekonomi El Salvador Runtuh, Utang Semakin Bengkak

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Kripto Bitcoin. Penurunan harga Bitcoin di pasar kripto dalam beberapa bulan terakhir, membuat El Salvador mengalami kerugian hingga miliaran dolar AS.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, SAN SALVADOR – Penurunan harga Bitcoin di pasar kripto dalam beberapa bulan terakhir, membuat El Salvador mengalami kerugian hingga miliaran dolar AS.

Terlebih setelah negara pimpinan Nayib Bukule tersebut mengadopsi Bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah pada September 2021 lalu.

Kerugian tersebut terjadi karena harga Bitcoin yang terus ambles hingga harganya turun lebih dari 70 persen. Hal inilah yang membuat El Salvador terus mengalami pembengkakan utang demi mencukupi kebutuhan pokok negaranya.

CNBC Internasional mencatat kini rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) negara itu telah mencapai 87 persen, dengan jumlah utang yang tembus lebih dari 1 miliar dolar AS pada tahun ini.

Baca juga: Harga Bitcoin Tembus Level Tertinggi dalam 10 Hari Terakhir, Analis Minta Investor Tetap Waspada

Meski utang tersebut baru jatuh tempo pada Januari tahun 2023 mendatang, namun hal tersebut telah memicu kekhawatiran Bank Dunia akan adanya default, karena ketidaksiapan El Salvador untuk menyelesaikan kewajiban pinjamannya. Terlebih saat ini pasar kripto juga terus memerahkan raportnya .

“El Salvador adalah negara yang tidak memiliki kemudi dalam hal kebijakan ekonomi. Maksudku, mereka tidak tahu ke mana mereka pergi, atau apa yang mereka lakukan. Saya pikir ini adalah kasus klasik satu hari pada satu waktu,” kata Frank Muci, peneliti kebijakan di London School of Economics.

Sebelum Bukule mengadopsi Bitcoin sebagai alat pembayaran sah, ekonomi El Salvador telah lebih dulu mengalami banyak tekanan. Bahkan Bank Dunia memproyeksikan bahwa ekonomi negara ini di tahun 2022 hanya akan tumbuh sebesar 2,9 persen dan 1,9 persen pada tahun 2023 mendatang.

Baca juga: Terimbas Bearish Pasar Kripto, Pinjaman Penambang Bitcoin Membengkak Hingga 4 Miliar

Angka tersebut turun jauh jika dibandingkan dengan proyeksi tahun 2021 silam, dimana pada saat itu ekonomi El Salvador tumbuh sebanyak 10,7 persen. Sejumlah cara telah dilakukan Bukule untuk menutup utang negaranya, salah satunya dengan melakukan konsolidasi kekuasaan namun sayangnya cara tersebut justru meningkatkan premi.

Tak hanya itu Bukule juga telah mengajukan beberapa pinjaman guna menutup utang negara. Tetapi karena sikap El Salvador yang nekat menghabiskan uang sejumlah 375 juta dolar AS hanya untuk menambah cadangan Bitcoin.


Serta mengharuskan semua bisnis untuk menerima cryptocurrency ditengah adanya bear market, telah menjauhkan para pemberi pinjaman seperti Dana Moneter Internasional (IMF) untuk memberikan suntikan dana.

“Kami tidak akan memberikan pinjaman kecuali dengan tarif bunga sekitar 20 persen hingga 25 persen ” ujar perwakilan Dana Moneter Internasional (IMF).

Jika kondisi perekonomian El Salvador terus mengalami penurunan hingga akhir tahun 2022, maka dipastikan negara bagian Amerika ini akan mengalami default terparah yang tentunya dapat mengerek kehancuran ekonomi El Salvador sendiri.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini