Menurut Paramitha, dulu sudah ada program digitalisasi di lebih dari 5.500 SPBU bahkan menghabiskan dana triliunan.
Lantas mengapa program itu tidak berjalan?
"Lalu apa hasilnya digitalisasi SPBU itu, berarti kan selama ini digitaliasi tidak benar-benar dijalankan dengan baik Padahal digitalisasi itu sudah memakan dana triliyunan," katanya.
Paramitha berujar, ketimbang memakai aplikasi baru, Pertamina harusnya mengoptimalkan penggunaan digitalisasi yang sudah dipasang ketika Dirut Patra Niaga Mas'ud Khamid masih menjabat.
"Tujuan digitalisasi itu kan sudah jelas agar Pertamina punya data akurat dan transparan. Kalau saja penerapan digitalisasi itu dilakukan dengan baik, maka sebenarnya data penjualan Pertalite, Solar, dan Pertamax sudah ada jadi tidak perlu lagi pakai aplikasi baru untuk beli Pertalite."
"Ini terkait dengan akar masalah yang kedua yakni soal pengawasan," lanjut Paramitha.
Apalagi, alat digitalisasi ini sudah dipasang di 90 persen SPBU yang tersebar di seluruh Indonesia, tapi tidak dijalankan dengan baik. (Kontan/Muhammad Julian/Wahyu T.Rahmawati/Tribunnews.com)