Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, TEHERAN – Presiden Rusia Vladimir Putin dan pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, dikabarkan telah menyepakati nota kesepahaman senilai 40 miliar dolar AS untuk mengembangkan proyek migas masa depan.
Pengumuman ini disampaikan setelah Putin tiba di Teheran pada Selasa (19/7/2022). Kunjungan ini merupakan kali pertama yang dilakukan Putin sejak Moskow menginvasi Ukraina pada 24 Februari lalu.
Melansir dari Business Insider, melalui kesepakatan ini nantinya perusahaan migas Rusia Gazprom akan membantu mengembangkan ladang gas dan minyak mentah milik perusahaan migas Iran yaitu National Iranian Oil Company (NIOC).
Baca juga: Putin Kunjungi Iran, Pertama Kali Sejak Invasi Rusia ke Ukraina
"Kerja sama jangka panjang antara Iran dan Rusia sangat bermanfaat bagi kedua negara. Ada banyak kesepahaman dan kontrak antara kedua negara, termasuk di sektor migas, yang harus ditindaklanjuti dan dilaksanakan sepenuhnya," tambah Khamenei.
Tak hanya itu kerjasama tersebut juga dimaksudkan agar Iran dapat membangun jaringan pipa dan proyek gas alam cair atau liquefied natural gas (LNG).
Dengan begini Iran dapat mengeksplorasi pasokan gas alam miliknya yang saat ini tengah dikenai sanksi AS.
Iran sendiri sebenarnya memiliki cadangan gas terbesar kedua di dunia, setelah Rusia.
Namun karena adanya sanksi yang dijatuhkan AS pada Iran, membuat negara ini mengalami kesulitan dalam mengakses teknologinya.
Alasan inilah yang membuat pengembangan ekspor gas Iran menjadi terhambat.
Baca juga: Putri Vladimir Putin Ditunjuk untuk Mengawasi Program Substitusi Impor Rusia
Prihatin dengan kondisi tersebut, Rusia lantas berkomitmen untuk menjalin kerjasama energi demi memperkuat ekspor minyak ditengah pengetatan harga di pasar internasional.
Selain itu kerjasama ini dimaksudkan agar hubungan Rusia dengan Iran bisa kembali menguat, terlebih keduanya saat ini tengah menghadapi sanksi panas dari AS.