News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Raksasa Energi Rusia Gazprom Hentikan Pasokan Gas ke Latvia

Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pipa Gazprom di Distrik Lensk, Rusia. Raksasa energi Rusia Gazprom mengatakan telah menangguhkan pasokan gas ke Latvia.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo

TRIBUNNEWS.COM, MOSKWA – Raksasa energi Rusia Gazprom mengatakan telah menangguhkan pasokan gas ke Latvia.

Mengutip dari BBC, Gazprom menuduh Latvia melanggar ketentuan pembelian, tetapi tidak memberikan rincian tentang dugaan pelanggaran itu.

Sebelumnya, Rusia juga telah memangkas pasokan gas ke Polandia, Bulgaria, Finlandia, Belanda dan Denmark, yang menolak untuk membayar gas menggunakan mata uang rubel sesuai dengan perintah Presiden Rusia Vladimir Putin.

Baca juga: Bikin UE Tambah Menangis, Gazprom Rusia Resmi Pangkas 20 Persen Aliran Gas Eropa Via Nord Stream 1

Selain itu, Rusia juga telah menghentikan penjualan gas ke Shell Energy Europe di Jerman.

Edijs Saicans, wakil sekretaris negara untuk kebijakan energi di Kementerian Ekonomi Latvia, mengatakan bahwa langkah Gazprom akan berdampak kecil, mengingat Latvia telah memutuskan untuk melarang impor gas Rusia mulai 1 Januari 2023.

"Kami tidak melihat dampak besar dari langkah seperti itu," kata Saicans, yang dikutip oleh Reuters, Minggu (31/7).

Pengumuman yang dibuat oleh Gazprom datang sehari setelah perusahaan energi Latvijas Gaze mengatakan bahwa pihaknya membeli gas dari Rusia dan membayarnya menggunakan mata uang euro.

Baca juga: Jerman Kembali Menjerit Gazprom Ciutkan Aliran Gas, Krisis Energi Eropa Makin Parah

Namun, seorang juru bicara Latvijas Gaze mengatakan, mereka tidak membeli gas dari Gazprom. Latvijas Gaze tidak akan menyebut nama penyedia gas di Rusia, dengan alasan kerahasiaan bisnis.

Di sisi lain, negara-negara Uni Eropa pada hari Selasa (26/7/2022) telah menyetujui peraturan darurat untuk mengekang penggunaan gas selama musim dingin.

Pada bulan Maret lalu, Putin mengumumkan sistem pembayaran gas dalam mata uang rubel yang ditujukan bagi negara-negara yang dianggapnya "tidak ramah" terhadap tindakan Moskow di Ukraina.

Komisi Eropa kemudian memperingatkan perusahaan-perusahaan di Eropa untuk tetap membayar gas dalam mata uang euro maupun dolar AS.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini