Yos Gagar juga menyebut, situasi Kota Labuan Bajo saat ini seakan mencekam.
Sebab, kata Yog Gagar, di berbagai tempat terdapat pihak keamanan yang berjaga menggunakan seragam dilengkapi senjata.
"Di mana-mana ada polisi, sampai nenteng senjata, di Bandara juga begitu. Rasanya serem begitu loh. Nah, di tempat wisata seperti di Labuan bajo wisatawan lihat begitu tidak nyaman, justru tidak nyaman," jelasnya.
Baca juga: Picu Gejolak, Ketua Komisi X DPR Minta Kenaikan Tarif Masuk Taman Nasional Komodo Ditunda
Yos Gagar menjelaskan, aksi yang dilakukan para pelaku pariwisata merupakan bentuk ekspresi kekecewaan karena menilai kebijakan pemerintah yang dirasa tidak adil.
"Gerakan kawan-kawan itu masih wajar-wajar saja, kan belum ada anarkis juga di video kan ada pemukulan."
"Artinya tidak sampai begitu penanganannya begitu loh. Soal represif sampai nenteng senjata kayak di Papua, tidak benar itu. Sudahlau pak Kapolres itu lepas sudah teman-teman itu, karena akan panjang, pak bupati fasilitasi juga," jelasnya.
Lebih lanjut, Yos Gagar juga menilai penetapan tarif masuk kawasan TNK perlu dikaji ulang dan dipertimbangkan meski saat ini telah diterapkan per 1 Agustus 2022.
(Tribunnews.com/Suci Bangun DS, Pos-Kupang.com/Gecio Viana)
Simak berita lainnya terkait Tarif Tiket Masuk Taman Nasional Komodo