Sementara dari sisi eksternal, investor cenderung wait and see akibat ketidakpastian kondisi global paska normalisasi suku bunga kebijakan bank sentral Amerika Serikat.
Dari sisi lapangan usaha (LU), sumber pertumbuhan terbesar PDRB Jawa Tengah berasal dari LU transportasi dan pergudangan (tumbuh 89,34%; yoy), serta LU penyediaan akomodasi dan makan minum (tumbuh 18,44%; yoy), seiring penerapan kebijakan pelonggaran mudik.
Baca juga: Dibayangi Resesi Global, Analis Optimistis Ekonomi dan Pasar Modal RI Masih Ekspansif
LU pertanian juga menjadi sumber pertumbuhan dengan tumbuh 4,93% (yoy), didorong oleh panen jagung di wilayah sentra Jawa tengah dan implementasi indeks pertanaman IP400 pada tanaman padi.
Namun demikian, kinerja LU industri pengolahan sebagai LU utama Jawa Tengah melambat, dari tumbuh 4,78% (yoy) pada triwulan lalu menjadi 4,06% (yoy) pada triwulan ini.
Perlambatan tersebut disebabkan oleh permintaan global yang cenderung menurun akibat kenaikan inflasi pada negara mitra dagang Jawa Tengah terutama Amerika Serikat, serta sikap proteksionisme beberapa negara produsen pupuk dan pangan.
Sektor utama Jawa Tengah yang lain yaitu LU perdagangan tumbuh 3,30% (yoy), juga melambat dibandingkan triwulan sebelumnya (3,82%; yoy), disebabkan rata-rata penjualan stok ramadhan sudah terjual pada triwulan I 2022.
Ke depan, pemulihan ekonomi Jawa Tengah diprakirakan terus berlanjut didukung oleh COVID-19 yang terkendali dan peningkatan mobilitas masyarakat.
Baca juga: Ekonomi Kuartal II Positif, Gubernur Jatim dan Jateng Apresiasi Kontribusi Pertanian
Namun demikian perbaikan ekonomi diperkirakan tidak sekuat proyeksi sebelumnya, disebabkan ekspor yang masih tertahan, kenaikan harga energi dan pangan global, serta proteksionisme ekspor beberapa negara produsen pangan dan pupuk.
Sejalan dengan moderasi perekonomian global tersebut, permintaan eksternal diperkirakan lebih rendah sehingga sumber pemulihan perekonomian lebih ditopang oleh permintaan domestik.
Prospek Jawa Tengah yang memiliki kawasan industri terpadu diharapkan mampu menarik investor dalam merelokasi industri maupun investasi teknologi terkini. Selanjutnya, peran stimulus fiskal dan realisasi program pemerintah akan berkontribusi positif sebagai penyangga pemulihan ekonomi.
Untuk melanjutkan tren pemulihan ekonomi Jawa Tengah yang berkesinambungan, diperlukan langkah nyata dan sinergi kebijakan dalam mempertahankan produktivitas sektor-sektor utama dan menjaga iklim investasi tetap kondusif.