“Kalau terlalu murah dipotong, dijual induknya. Kan ada induk ayam bertelur, diapkir atau disembelih, dijual agar enggak nelur lagi, telur sedikit harga naik,” katanya.
Kemudian faktor kedua adalah karena Kementerian Sosial (Kemensos) mengakumulasi bantuan sosial dalam waktu tiga bulan. Bansos tersebut, lanjut Zulkifli, mayoritas berupa telur ayam.
“Jadi permintaan tiba-tiba melonjak naik,” ujarnya.
Dirinya tak menampik harga telur beberapa hari terakhir di sejumlah daerah mengalami kenaikan. Namun naiknya harga telur dinilai tidak begitu signifikan.
Menurutnya, kenaikan itu akibat adanya pembelian telur ayam dalam jumlah besar yang masuk dalam program bansos dari Kementerian Sosial. Program tersebut tak lain adalah pembagian telur ayam kepada masyarakat.
"Kenapa mahal? Karena ada program dari Kemensos bagi-bagi sosialnya itu dalam bentuk telur, jadi ada satu waktu mesannya itu banyak sekali, sehingga harga naik," kata Zulkifli.
Mahalnya harga telur juga dikeluhkan pedagang. Penjualan telur di sejumlah toko grosir di Cirebon, Jawa Barat, mengalami penurunan cukup signifikan. Mereka mengalami penurunan hingga 50 persen.