Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan menerapkan pembatasan penyaluran BBM subsidi ke masyarakat, meskipun saat ini Pemerintah telah menaikkan harga jualnya.
Menurut Menteri ESDM Arifin Tasrif, konsumsi BBM subsidi Pertalite dan Solar di lapangan masih belum tepat sasaran.
Pasalnya, banyak masyarakat golongan ekonomi mampu, yang ikut-ikutan mengkonsumsi Pertalite maupun solar.
Baca juga: ALASAN Jokowi Naikkan Harga BBM: Sebanyak 70 Persen Subsidi BBM Justru Dinikmati Masyarakat Mampu
Ditambah lagi, saat ini pergerakan harga minyak mentah dunia masih terus mengalami fluktuasi.
Jika penyaluran BBM subsidi tidak dibatasi, hal tersebut akan membebani anggaran belanja pemerintah. Sebagai tambahan informasi, Indonesia merupakan negara importir minyak mentah untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri.
"Harga minyak trennya turun naik dan tidak bisa dijadikan patokan untuk jangka panjang," ucap Menteri Arifin dalam kanal Youtube Sekretariat Presiden, Sabtu (3/9/2022).
Baca juga: Pertamina Klaim Pendaftar MyPertamina Tembus 1 Juta: Kami Apresiasi Dukungan Masyarakat
"Mengenai ketepatan alokasi subsidi ini, tadi disampaikan Bu Menteri Keuangan, banyak masyarakat menggunakan BBM subsidi tergolong mampu di lapangan dan akan dilakukan pengawasan," sambungnya.
Sebagai informasi, PT Pertamina Patra Niaga telah membuka pendaftaran kendaraan dan identitasnya di Website MyPertamina per 1 Juli 2022.
Dari pendaftaran, pengguna akan mendapatkan QR Code yang dapat digunakan untuk pembelian BBM Subsidi di SPBU Pertamina.
Inisiatif ini dimaksudkan dalam rangka melakukan pencatatan awal untuk memperoleh data yang valid dalam rangka penyaluran BBM subsidi lebih tepat sasaran.
"Pertamina sedang menyiapkan sistem pengawasan, pengaturan dengan digitalisasi. Dengan mekanisme ini, maka akan lebih mempertajam (penyaluran) BBM subsidi untuk yang membutuhkan," pungkas Arifin.
Adapun harga BBM subsidi yang berlaku mulai hari ini, yaitu:
Pertalite: Rp7650 per liter menjadi Rp10 ribu per liter
Solar: Rp5.150 per liter menjadi Rp6.800 per liter