Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, HONG KONG - Kebijakan nol-Covid di China telah memukul perekonomian Beijing dan menyedot pendapatan, serta keuntungan perusahaan di negara itu.
Namun, ketatnya kebijakan nol-Covid di China ternyata mendatangkan keuntungan melimpah bagi perusahaan penyedia layanan tes Covid-19.
Melansir dari CNN, sekitar 12 perusahaan penyedia layanan tes Covid-19 di China mencatatkan peningkatan besar dalam pendapatan dan laba bersih pada paruh pertama tahun ini.
Baca juga: China Lakukan Tes Covid pada Tangkapan Nelayan, Video Petugas Tempel Kapas ke Mulut Ikan Jadi Viral
Pemasok alat tes Covid-19, Andon Health melaporkan laba bersihnya melonjak hingga 27,78 persen dalam enam bulan pertama tahun ini, mencapai 15,24 miliar yuan atau 2,2 miliar dolar AS. Ini merupakan peningkatan terbesar yang pernah dibukukan oleh perusahaan ini.
Sementara pendapatan Andon Health dilaporkan melonjak 3,989 persen. Peningkatan pendapatan dan laba Andon Health tidak hanya didapat dari banyaknya pengujian atau tes Covid-19 di China, perusahaan ini juga menerima pesanan besar dari Amerika Serikat.
Assure tech, perusahaan diagnostik yang berbasis di Hangzhou, juga membukukan peningkatan laba bersih sebesar 1,324 persen, karena kuatnya permintaan global untuk tes Covid-19.
Perusahaan lainnya yang menyediakan layanan tes Covid-19 melaporkan kenaikan laba bersih dari 55 persen hingga 376 persen untuk enam bulan pertama tahun ini.
Tes Covid-19 yang diadakan tanpa henti, lockdown yang diberlakukan berkali-kali oleh pemerintah China, dan pembatasan lainnya telah mendatangkan malapetaka bagi ekonomi China.
Produk Domestik Bruto (PDB) China hanya tumbuh 0,4 persen pada kuartal kedua tahun 2022. Ini merupakan laju pertumbuhan paling lambat dalam dua tahun terakhir.
Perusahaan-perusahaan China juga mengalami penurunan pendapatan. Lebih dari 50 persen dari 4.800 perusahaan yang terdaftar di Shanghai, Shenzhen, dan Beijing mencatat penurunan laba bersih di paruh pertama tahun ini.
Namun perusahaan diagnostik adalah salah satu yang mencatat penghasilan terbesar selama pandemi Covid-19.
Peningkatan ini terjadi karena tingginya permintaan tes Covid-19 saat China menerapkan kebijakan nol-Covid yang mencakup karantina, tes Covid-19 massal dan lockdown.
Baca juga: BREAKING NEWS Covid-19 Indonesia Rabu 7 September 2022, Tambah 3.513, Total 6.382.002 Kasus
Menurut Pemerintah China, sejak awal pandemi hingga April 2022, tercatat 11,5 miliar tes Covid-19 telah dilakukan di Negeri Tirai Bambu.
Angka tersebut kemungkinan kembali meningkat, setelah analis dari perusahaan pasar modal Soochow Securities baru-baru ini memperkirakan ada 10,8 miliar tes Covid-19 yang dilakukan dari bulan April hingga Juni.
Banyaknya tes Covid-19 yang telah dilakukan di China, menjadi beban besar bagi keuangan pemerintah Beijing yang telah terpukul oleh ambruknya penjualan properti.
Pada bulan Mei, pemerintah China menyatakan pemerintah provinsi dan kota harus menanggung biaya tes Covid-19 secara teratur.
Dengan asumsi kota-kota besar di China menyumbang 30 persen dari populasinya untuk melakukan tes Covid-19 dua kali seminggu, biaya tes dari bulan Mei hingga akhir tahun ini dapat mencapai 200 miliar yuan atau 30,1 miliar dolar AS, menurut perkiraan perusahaan perbankan Goldman Sachs awal tahun ini.
Jumlah ini dapat meningkat lebih tinggi karena belum mencakup seluruh populasi, biaya untuk mendirikan tempat pengujian dan pusat karantina.