News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pertamina Geothermal Dikabarkan Akan Lakukan IPO Pada Oktober, Bakal Lepas 25 Persen Modal

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi: Dengan cadangan banyak dan salah satu yang terbesar di dunia, pemanfaatan panas bumi harus dilakukan secara optimal di tengah transisi energi dari fosil  ke energi baru terbarukan.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) diberitakan segera melakukan initial public offering (IPO) pada Oktober depan.

Kabar yang didapatkan dari Kontan.co.id, PGE akan melepas seperempat atau 25 persen dari valuasi modal PGE yang diperkirakan saat ini telah mencapai 2,2 miliar dolar AS atau Rp 32 triliun.

Sumber Kontan juga menyebut, langkah melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) tersebut akan dilakukan karena anak usaha PT Pertamina (Persero) mengincar dana sebesar Rp 8 triliun.

Saat dikonfirmasi Kontan.co.id, Corporate Secretary PGE Muhammad Baron mengatakan belum bisa berkomentar atas kabar tersebut.

Baca juga: Dirut PGE Beberkan Strategi Pertamina Geothermal Energy Dalam Mencapai Target Perusahaan

"Kami sedang terus fokus dalam operasi dan tentu mengikuti arahan pemegang saham," kata Baron saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (14/9).

Menurutnya, sebagai perusahaan pengelola energi panas bumi, PGE terus mengembangkan usaha dalam mendukung program pemerintah mencapai net zero emission (NZE).

Direktur Penilaian Bursa Efek Indonesia (BEI) Gede Nyoman Yetna juga belum dapat menginformasikan hal tersebut.

Pasalnya, BEI belum dapat menyampaikan informasi terkait nama perusahaan dalam pipeline IPO sebelum ada izin publikasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Hingga tanggal 14 September 2022, Nyoman menyatakan terdapat 28 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI.

"Dari 28 calon perusahaan tercatat dalam pipeline pencatatan saham, beberapa diantaranya bergerak pada sektor energi, teknologi, dan keuangan yang menargetkan emisi lebih dari Rp 1 triliun," ungkap Nyoman.

Sementara itu Analis Phillip Sekuritas Helen mengatakan, likuiditas di pasar saham masih mencukupi untuk menyerap IPO bernilai jumbo. Ada sejumlah hal yang menjadi faktor pendukung.

Baca juga: Dukung Transisi Energi Berkelanjutan, PGE Inisiasi Proyek Energi Panas Bumi di Tomohon  

Pertama, pemulihan ekonomi Indonesia setelah aktivitas ekonomi berjalan normal kembali.
Kedua, pertumbuhan jumlah investor khususnya investor ritel yang menjadi indikasi bahwa semakin banyak masyarakat yang melek akan investasi dan saham sebagai salah satu instrumen investasi pilihan

Meskipun begitu, kinerja perusahaan yang akan IPO juga menjadi pertimbangan.

Mulai dari pertumbuhan pendapatan dan laba, rasio keuangan, posisi di industri, jumlah utang, sampai dengan jumlah saham yang akan dikeluarkan.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini