News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Bank Dunia Revisi Pertumbuhan Ekonomi Asia Timur dan Pasifik, Indonesia Diproyeksi Tetap Tumbuh

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Muhammad Zulfikar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bank Dunia atau World Bank memproyeksikan pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Timur dan Pasifik akan melemah pada tahun 2022, yakni di kisaran 3,2 persen

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bank Dunia atau World Bank memproyeksikan pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Timur dan Pasifik akan melemah pada tahun 2022, yakni di kisaran 3,2 persen.

Sebagai informasi, pada 2021 pertumbuhan ekonomi di Asia Timur dan Pasifik sebesar 7,2 persen.

Sebelumnya Bank Dunia pada April 2022 sempat memproyeksikan pertumbuhan ekonomi di kawasan tersebut sebesar 5,0 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Baca juga: Bursa Saham Eropa Tergelincir Usai IMF dan Bank Dunia Teriak Soal Perlambatan Ekonomi Global

Kepala Ekonom Bank Dunia Asia Timur dan Pasifik Aaditya Mattoo juga mengungkapkan, pertumbuhan ekonomi di sebagian besar negara di kawasan Asia Timur dan Pasifik awalnya pulih kembali pada paruh pertama tahun 2022, namun China kehilangan momentum.

“Di sebagian besar wilayah, permintaan domestik bangkit kembali setelah kesulitan akibat gelombang Delta Covid-19. Di China, langkah-langkah kesehatan masyarakat untuk menahan wabah varian Omicron yang sangat menular menghambat konsumsi,” ucap Aaditya dalam publikasinya, Selasa (26/9/2022).

“Sebagian besar wilayah diproyeksikan tumbuh lebih cepat dan memiliki inflasi yang lebih rendah pada tahun 2022 dibandingkan wilayah lain,” sambungnya.

Setelah akhir tahun 2022, lanjut Aaditya, terdapat tiga faktor yang dapat menjadi penghambat pertumbuhan.

Yakni perlambatan global, meningkatnya utang, dan distorsi kebijakan.

“Langkah-langkah saat ini untuk menahan inflasi dan utang menambah distorsi yang ada di pasar makanan, bahan bakar, dan keuangan dengan cara yang dapat menyakiti pertumbuhan,” papar Aaditya.

Baca juga: Bank Dunia Tidak Berencana Menawarkan Pembiayaan Baru Untuk Sri Lanka yang Dilanda Krisis Ekonomi

“Dalam setiap kasus, langkah-langkah yang lebih efisien dapat mengatasi kesulitan saat ini tanpa merusak tujuan jangka panjang,” tambahnya.

Lain halnya seperti Asia Timur dan Pasifik, Bank Dunia masih memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia di kisaran 5,1 persen di 2022.

Sementara untuk Malaysia diproyeksi tumbuh 6,4 persen, Filipina 6,5 persen, Thailand 3,1 persen, dan Vietnam 7,2 persen.

Menurut Aaditya, pertumbuhan yang relatif kuat di sebagian besar negara Asia Timur dan Pasifik selama sebagian besar tahun 2022 disebabkan oleh tiga alasan.

Yaitu pemulihan yang kuat dari konsumsi swasta pada paruh pertama tahun 2022 dari deprivasi Delta pada paruh kedua tahun 2021, permintaan global yang berkelanjutan untuk ekspor barang manufaktur dan komoditas, dan pengetatan terbatas dari kebijakan fiskal dan moneter.

“Dampak ekonomi dari Covid-19 sekarang mungkin kecil di sebagian besar dunia tetapi masih signifikan di Cina dan di Kepulauan Marshall, Mikronesia, dan Palau. China telah melanjutkan pendekatan nol-Covid-nya, menggunakan pengujian massal dan ditargetkan pembatasan mobilitas untuk menahan wabah penyakit,” pungkasnya. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini