TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah mengaku telah mempersiapkan sejumlah strategi menghadapi resesi ekonomi global yang diprediksi berlangsung pada tahun depan.
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian Iskandar Simorangkir strategi tersebut di antaranya memberdayakan perekonomian domestik, mengingat jumlah penduduk Indonesia sangat besar yang jumlahnya lebih dari 275 juta jiwa.
Pemberdayaan ekonomi domestic tersebut, salah satunya dengan mendorong Bangga Buatan Indonesia (BBI) dan melanjutkan hilirisasi industri berbasis sumber daya alam (SDA) untuk memenuhi kebutuhan domestik dan ekspor.
Baca juga: Hadapi Ancaman Resesi, Ekonom Imbau Masyarakat Cermat Dalam Belanja Hingga Siapkan Dana Darurat
Kemudian, melakukan pengendalian inflasi baik pusat dan daerah, khususnya inflasi pangan. Hal ini karena inflasi pangan saat ini menjadi sumber penyebab inflasi Indonesia meningkat lebih tinggi.
“Pengendalian inflasi khususnya inflasi pangan yang menjadi sumber inflasi utama di Indonesia yakni dengan melakukan gerakan tanam pekarangan, food estate, peningkatan produktivitas dan percepatan musim tanam, serta memperlancar distribusi barang dengan kerjasama antar daerah dan subsidi ongkos angkut,” tutur Iskandar yang dikutip dari Kontan, Minggu (16/10/2022)
Terakhir, pemerintah akan melakukan perbaikan iklim investasi dengan penerapan penuh Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik atau Online Single Submission (OSS).
Dengan persiapan tersebut, Iskandar optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan akan sebesar 5 persen hingga 5,3 persen. Proyeksi tersebut juga akibat adanya goncangan dari perang Rusia dan Ukraina yang tak berkesudahan.
Inflasi dunia yang tinggi juga mengakibatkan terjadinya kenaikan suku bunga global maupun domestik.
Sehingga, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan berpotensi menurun dari target perkiraan yang adal dalam Undang-Undang APBN 2023 yang ditargetkan sebesar 5,3 persen.
IMF juga menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 5 persen di 2023. Sedangkan pertumbuhan ekonomi global diproyeksikan menurun menjadi 2,7 persen. (Siti Masitoh/Kontan)